Kolom Panji Asmoro Edan: Buat Mereka yang Mental dan Jiwanya Sakit!

Teman-teman saya di facebook yang saya hormati. Baru saja saya memulihkan akun ini yang dilaporkan ke facebook oleh pihak yang mungkin tidak sreg dengan status atau tulisan saya. Seingat saya, ini kali kelima akun saya ‘dilumpuhkan’. Saya sudah membuat laporan balik ke pihak facebook tentang kemungkinan laporan palsu yang bertujuan untuk memblokir akun saya.

Saya tentu tidak menaruh curiga kepada orang-orang yang menjadi teman saya di jejaring sosial ini, karena saya yakin teman-teman saya di sini adalah orang yang sehat mental dan spiritualnya.

Kalau pun keyakinan saya keliru, bagi saya itu juga biasa, karena saya sadar sepenuhnya konsekuensi pertemanan di dunia maya tak lepas dari resiko saya berteman dengan ‘hantu’. Akun saya adalah akun yang terbuka, sehingga siapa saja bisa ‘mengintip’ kegiatan beserta segala akses informasi yang ada di dalamnya. Mungkin salah seorang pengintip ini yang berbuat demikian.

Saya memang menghimpun segala bentuk informasi apa pun di akun ini. Entah itu info tentang agama, kesehatan, spirtualitas, gaya hidup, iptek, LGBT, bahkan info bo**p sekalipun.




Sebagai orang yang suka menulis, segala macam info tersebut tentu dapat menjadi sumber literasi dan menjadi ide dasar bagi saya untuk dituangkan kembali menjadi sebuah informasi ‘baru’. Tentu saja bercirikan ‘gaya’ disertai pemikiran pribadi saya.

Saat sekarang negara kita ini sudah kebanjiran orang pintar. Hanya saja sepertinya kita masih minim dengan orang yang mampu berpikir benar. Saat ini negara kita kebanjiran orang saleh. Hanya saja sepertinya kita masih kekurangan orang saleh yang berpikir dengan akal budi. Makanya tak heran jalan menuju surga ditempuh dengan tangan dan tubuh yang berlumuran darah.

Saya teringat apa yang dituliskan seorang kawan, bahwa berdakwah tidak mesti di mimbar-mimbar agama, tetapi bisa dilakukan di mana saja. Bagi saya, menulis adalah cara saya berdakwah.

Dakwah yang saya maksud tentu bukan dakwah sebagaimana dakwah dalam definisi agama. Dakwah versi saya juga bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk selalu menggunakan akalnya sebagai karunia Tuhan agar dipakai berpikir secara sehat dan benar.

Saya beranggapan, ketika orang mau memakai akalnya dengan logika berpikir yang benar, maka dia akan mampu terhindar dari tipu daya apa pun, termasuk tipu daya dari orang-orang yang menjadikan agama untuk menipu.

Semoga ini kali terakhir orang-orang ‘syirik’ mengganggu akun saya. Kalau seandainya si pengganggu mengalami sakit jiwa dan mental yang parah, maka saya akan berdoa untuk kesembuhannya.

Header: Dunia yang rapuh, dunia yang rumit. Hidup yang rapuh, hidup yang rumit.
Terserah padamu, wahai Sang Waktu.

 #sferaconsfera  Vatican Museum (Fotografer: ITA APULINA TARIGAN)








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.