Salam anti politik uang dari Kabupaten Sleman (DIY) dan Kabupaten Purwerejo (Jawa Tengah)
Kabupaten Sleman (DIY) termasuk daerah yang hampir tidak memiliki sumber daya ekonomi yang dapat diandalkan. Namun, karena masyarakatnya ulet dan kreatif serta menerapkan pola hidup sederhana, kabupaten ini dalam beberapa tahun terakhir menjadi percontohan di berbagai bidang. Kalau kita ingat salak pondoh, ingat kripik gaplek, ingat UGM, ingat Prambanan, maka itulah sumber-sumber andalan ekonomi masyarakatnya.
Ingat letusan Gunung Merapi, itulah bencana alam menahun yang harus dipikul masyarakatnya. Berkat mentalitas membaja, dibimbing oleh pemerintah daerah yang handal, puluhan tahun terakhir Sleman bertumbuh menjadi kabupaten relatif sejahtera.
Angka kriminalitas rendah, solidaritas masyarakat bertumbuh kuat, relasi dengan para pendatang kian kuat. Dalam kancah politik, Pilkada tidak berlangsung riuh gegap gempita. Tidak bermunculan spanduk dan banner di mana-mana, timses tidak berkeliaran bak para calo.
Semua berjalan normal alami. Tidak terdengar perbincangan tentang politik uang. Di masyarakat telah tersosialisasi dengan baik bahwa menerima uang politik dengan imbalan suara adalah perbuatan tercela dan tidak demokratis. Sangat merendahkan harga diri.
Mari kita belajar dari Kabupaten Sleman ini pola hidup sederhana, solidaritas sosial dan demokrasi tanpa politik uang. Semoga di Karo hal ini dapat terjadi.
Kabupaten Purworeja (Jawa Tengah), satu diantara daerah miskin. Sekitar 10 tahun lampau seorang bupati dipenjara karena korupsi. Pada waktu itu membuat masyarakat geger karena bupati yang mereka agungkan melakukan perbuatan tercela.
Sejak itu masyarakat bangkit melakukan gerakan masif, agar calon-calon bupati tidak terbebani biaya politik berlebihan. Calon calon berkompetisi dengan sportif dan terbaiklah terpilih.
Benar dua periode belakangan bupati bersih tanpa korupsi.