Kolom Sanji Ono: DUKUNG DENNY SIREGAR

Denny Siregar (DS) dilaporkan oleh Aliansi Santri Indonesia sebagai penista agama dan penyebar hoax perihal ada teriakan “Allahu’akbar” dalam video penganiayaan supporter Persija yang berujung kematian yang dilakukan oleh oknum-oknum supporter Persib.

Dari beberapa versi video yang kita lihat benar memang ada orang berteriak “Allahu’akbar”.

Menuduh DS sebagai penista agama dan penyebar hoax karena sudah mengedit video tersebut adalah hal konyol dan sangat mengada-ada. Saat membuat status tersebut, DS tidak melampirkan video, tapi kok dituduh mengedit videonya. Kalau mereka cerdas harusnya mereka membuat 2 video perbandingan dalam satu kejadian yang sama. Satu ada kalimat tauhidnya dan yang satunya lagi tidak ada. Itu baru masuk akal laporan mereka.

DS selama ini memandang politik sebagai parodi. Dari beliau muncul istilah-istilah nyeleneh seperti sumbu pendek, Bani Cingkrang, micin curah, dll. Itu yang membuat kaum pengasong khilafah, kaum pengasong PKI dan manusia-manusia pembenci NKRI kelonjotan bak cacing disiram air panas. Tulisan-tulisan DS menghujam tajam dan mengiris tipis-tipis hati mereka. Mereka seperti dikuliti dan ditelanjangi dari jubah-jubah kemunafikan yang selama ini mereka kenakan.

Dalam satu kesempatan saat berbincang dengan DS, ada satu kalimat yang saya ingat: “Diam itu bukan lagi emas. Emas itu adalah saat kita berani bersuara, karena bila orang baik diam dunia akan dikuasai orang-orang jahat…”

Pendukung Jokowi di Tanah Riau khususnya Pekanbaru bisa dibilang minoritas. Hanya sedikit orang yang berani bersuara meneriakan kebenaran, tapi alhamdulilah, sejak ada acara kebangsaan yang diinisiasi oleh Ketua GP Ansor Indonesia Gus Yaqut, Ketua GP Ansor/ Banser Riau Mas Purwaji II dan aktifis Sosmed seperti BG (Birgaldo Sinaga) mas Eko Kuntadhi dan DS di Pekanbaru tahun kemarin, sekarang mulai muncul komunitas-komunitas pecinta NKRI yang berani bersuara. Yup, kita nggak boleh diam bila masih menginginkan Merah Putih berkibar gagah sebagai bendera kebangsaan kita.

DS adalah simbol perlawanan terhadap kaum intoleran. Kaum micin kiloan sadar suara di sosial media itu efeknya luar biasa makanya sebisa mungkin mereka akan membungkam siapa saja yang kritis membuka jubah-jubah kemunafikan mereka.

Kita boleh anggap mereka celengan ayam yang saat ini lagi manggap karena lama nggak dinafkahi koin. Tapi, kita harus tetap waspada dan merapatkan barisan. Yakinlah, DS hanya pintu masuk bagi mereka untuk membuat gerakan yg jauh lebih besar.

#DukungDenySiregar
#TetapJokowi
#NKRIHargaMati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.