Kolom Sanji Ono: JUMLAH PESERTA REUNI 212 (Dialog Minten dengan Nur)

Minten: “Nur, aku penasaran benernya yang datang ke Monas kemarin itu berapa jumlahnya. Kata panitianya 7,5 juta orang. Kata Ustad Baktiar Nasir 3 juta, tapi kata pihak keamanan yang berjaga paling yang datang cuma 30 ribu orang. Menurutmu berapa, Nur? Kamu kan pinter ngitung, apalagi kalau nagih hutang … “

Nur: “Jadi gini, mbak. Menurut perhitungan media CNN Indonesia ruang terbuka sekitar Monas itu luasnya kurang lebih mencapai 205.800 meter per segi yang disebut sebagai estimasi okupasi Aksi 212. Jika massa berdiri dengan tingkat kepadatan 4 orang per meter per segi, maka paling sedikit Aksi 212 dihadiri 823.200 orang. Kalau 1 meter 5 orang, maka massa yang datang ke Monas kemarin berada di kisaran angka 1.029.000 orang..”







Minten: “Berarti maksimal kurang lebih 1 juta orang ya, Nur. Lah, terus yang 6,5 juta orang lagi berdiri di mana ya, Nur? Apa disusun berlapis numpuk kayak ikan asin gitu ya hehe.. “

Nur: “Nah itu, mbak. Kata Mas Ono, kita harus pinter meliterisasi informasi atau menyaring berita. Jangan ngangguk-ngangguk setuju aja. Kita harus mikir masuk akal ngak beritanya. Contoh lainnya, kata kordinatornya biaya acara 212 itu Rp. 4 Milyar. Kalau yang datang 7,5 juta, apa nggak kurang itu biaya untuk beli nasi bungkusnya? Harga nasi sekarang rata-rata Rp. 15 ribu/ bungkus. Kalau yang datang 7,5 juta orang, seharusnya Rp. 15 ribu X 7,5 juta orang = Rp. 112,5 Milyar. Itu belum biaya panggung yang roboh dan yang lainnya.. “




Minten: “Hebat kamu, Nur, mikirnya sampai ke situ. Bener juga sih. Kalau harga nasi sebungkus seribu ruiah aja harusnya duitnya Rp. 7,5 Milyar. Lah, ini cuma Rp. 4 Miliar. Terus, sisanya sopo sing nombokin? Lagian, apa ada nasi harga seribu rupiah? Terus, yang aneh lagi, tahun kemarin kan jumlah umat 212 yang datang ke Monas itu 7 juta orang. Lah, sekarang dalam setahun jadi 7,5 juta. Itu yang 500 ribu dari mana, yah, Nur?”

Nur: “Itu bonus, mbak. Hasil perkawinan silang antara cebong dgn kampret Wkwkkw… Kan di Bumi Datar semuanya serba mungkin. Tak ada yang mustahil di sana. Ya, contohnya masalah jumlah yang datang ke Monas kemarin… “

Noted:
Mas Ono yang mendengar 2 emak nggosip soal 212 cuma bisa senyum-senyum di bawah pohon jengkol.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.