Kolom Sanji Ono: SUMFAH, BUKAN ANE, WAN …..

Jadi ceritanya begini. Dari informasi beberapa media yang gua baca, pengacara HRS (Kapitra Ampera) mengatakan ada orang tidak bertanggungjawab memasang bendera berkalimat tauhid di kediaman imam besar di sana. Yah, kalau di Indonesia bendera HTI lah.

Arab Saudi dan beberapa Negara Arab lainnya memang melarang bendera bertulisan tauhid; baik itu bendera HTI, Al Qaeda maupun ISIS.

Kejadian ini membantah beberapa hal yang diyakini Bani Codot di Indonesia, antara lain:

1. HRS menjadi tamu yang diistimewakan oleh Kerajaan Saudi.
Coba fikir, mosok tamu raja tinggal di sebuah rumah yang jauh dari kata ‘layak’. Kalau di Indonesia mungkin sebulan Rp. 300 ribu sewanya. Belum lagi kasus deportasi yang dialami imam besar karena izin tinggalnya kedaluwarsa. Masak iya, tamu istimewa kerajaan diusir?

2. Di Saudi boleh mengibarkan bendera tauhid.
Pasca demo Bani Codot dengan judul “Membela kalimat tauhid” karena ada anggota Banser yang membakar bendera HTI, masih banyak kaum ‘Micin Curah’ yang meyakini di Saudi boleh mengibarkan bendera tauhid. Kenyataan Saudi melarang pengibaran bendera HTI.

So, kesimpulannya, apakah Saudi sudah melecehkan kalimat tauhid, Ya Akhi? Ah, entahlah, Ane malah lagi bayangin waktu HRS diperiksa polisi Saudi.

Polisi: Ente tau bendera tauhid dilarang dikibarin di sini, kenapa malah ente tempel di depan rumah kontrakan?
HRS: Sumfah, wan, bukan ane yang pasang. Ane kagak tau afa-afa.
Polisi: Terus, kalau bukan ente, siapa yang fasang?
HRS: Ane juga bingung, wan, siapa yang tega memfitnah ane. Tapi, ane curiga, ini pasti kerjaan Cebong. Mereka kan kagak ada yang suka sama ane.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.