Kolom Sri Nanti: GADIS DESA DAN BUAYA DARAT — Sebuah Analogi

Seperti gadis desa lugu, yang jatuh cinta setengah mati pada buaya darat. Demikianlah cara sebagian kita tertipu kejahatan berkedok agama. Iya… Kita ini terlalu lugu, baik hati, murah senyum, suka menolong, gemar menabung, rajin ibadah dan suka sedekah. Jangankan kotak amal, kotak saran saja kita isi duit saking dermawannya. Dan keluguan itu yang akhirnya dimanfaatkan orang-orang cerdas tapi tidak berakhlaq.

Untuk mengambil keuntungan, baik lewat panggung politik, ekonomi bahkan hiburan.

Penipuan demi penipuan berkedok agama terus berlangsung tanpa perlawanan yang berarti. Karena kita masih menganggap semua yang dibungkus dengan simbol agama “tabu” untuk dikritik apalagi dicurigai.

Yang lebih luar biasa lagi, saat “kejahatan” itu terbongkar kita justru pasang badan membela dengan berbagai dalih dan sejuta pembenaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.