Kolom Sri Nanti: PECEL LELE YANG VIRAL

Soal pecel lele yang viral itu saya cuma senyum-senyum. Sebagai tukang mbolang saya sudah seringkali kena “glembuk” bakul “ngenthol” model itu. Yang paling lucu waktu di Kota C. Udah lumayan lama sih kejadiannya. Waktu itu selepas seminar kami jalan-jalan menikmati udara Puncak yang sejuk. Di sebuah pengkolan kami melihat tulisan gede-gede yang bunyinya, “Sate Maranggi Rp. 2.000,-“.

Kami mikirnya itu mirip Sate Padang di Sumatera yang dijual per porsi Rp. 5.000,.

Karena ini di Jawa, wajar jika lebih murah. Masuklah kami ramai-ramai. Seporsi sate isinya 10 tusuk. Karena merasa murah dan enak, banyak yang pada nambah.

Nah… Pas giliran bayar, saya yang sebelumnya janji mau nraktir terbengong-bengong. Rupanya 2 ribu itu satu tusuk, Guys! Bukan satu porsi. Itu belum termasuk nasi dan teh manisnya.

Kalau nggak salah waktu itu saya harus bayar Rp. 700an ribu. Teman-teman tertawa ngakak. Saya cuma garuk-garuk jilbab sambil banting dompet. Tapi nggak saya viralkan sih.

Saya mikir itu warung ramai banget, karyawannya banyak. Kalau viral dan nggak laku kasian yang pada kerja di situ nggak punya kerjaan lagi… Iya saya nggak viralkan, cuma nggak bakalan beli lagi. Iyalah saya ke situ kan belum tentu setahun sekali, itulah kecerdasan bakulnya. Ngglembuk orang lewat.

Gambar hanya pengalihan isu…Tempoyak Ikan Patin Kesukaan orang Pati yang lahir di Limbur Merangin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.