Kolom Telah Purba: BATAS TOLERANSI





Penulis saat menghadiri Sidang Ke Dua Kasus Penistaan Agama hari ini

Sidang pembaca yang dimuliakan Allah, hari ini saya mendapat satu firasat soal TOP NEWS dunia, yakni kasus Penistaan Agama versi mereka tentang Sdr. Ahok/ Basuki Tjahjo Purnama yang saya pikir sudah melewati masa titik klimaksnya. Puncaknya tentu saja Demo 212 itu, yang membuat seluruh dunia tahu tentang mengapa ada aksi demo dan ke mana tujuannya dan seterusnya.


Hari ini, saya lihat cahaya di langit. Amat banyak umat dari berbagai agama mendoakan agar kasus Ahok ini dicampurtangani oleh Allah/ Tuhan penyelesaiannya dan kelihatannya doa jutaan manusia itu sudah terjawab, walau pun tidak secara jelas kita memaknainya.

Harus kita catat bahwa, sejak sidang perdana kasus penistaan agama, maka mulailah penurunan tekanan dari kaum “sok suci” itu. Harus kita apresiasi hasil kerja Kepolisian Republik Indonesia yang begitu cepat menggulirkan kasus ini ke lembaga peradilan dan tentu saja itu adalah langkah tepat tanpa bertele-tele dan sesuai dengan ketentuan.

Kelihatan juga saat ini antara donatur demo dan pelaksana demo sudah berkurang komunikasinya karena takut di mata-matai petugas dan akhirnya berurusan dengan polisi.

Analisa berikutnya adalah “ketidakpercayaan antara donatur kepada biang demo” yang hasilnya cuma Nol Besar, sebesar planet bumi dan hanya melahirkan “uang keluar” yang sangat banyak. Mungkin otak dari aksi demo itu sudah gerah dan jera melihat kepiawaian Presiden Jokowi dalam mengantisipasi ledakan aksi demo kemarin dan dengan sekali kedatangan ke tempat aksi dan hanya hitungan menit…. selesai sudah semuanya aksi tak bermutu itu.

Suasana di dalam ruang Sidang Ke Dua Kasus Penistaan Agama hari ini. Foto: Detik.com.

Aksi serentak kepolisian membawa beberapa “tokoh” ke Markas Brimob kemarinpun nampaknya cukup tegas dan merupakan “warning” kepada siapa saja agar jangan bermain-main dalam masalah sensitif. Kini sudah kelihatan kejenuhan di tengah masyarakat luas soal penistaan agama itu. Bahkan orang yang tadinya ikut demo itu pun kini mulai ada yang menyesal. Ini terutama karena berkembangnya berbagai issu soal demo tadi yang konon diantara mereka ada yang merasa dibohongi. Apalagi ketika tersiar berita adanya orang-orang politik yang bertekad menyingkirkan Ahok dan menyebutkan Ahok adalah musuh Islam. Padahal, mereka melihat tindakan Ahok selama menjadi Gubernur DKI adalah sesuai dengan perintah agama Islam itu sendiri misalnya penutupan tempat maksiat Kalijodoh.

Penutupan Cafe dan klub malam yang menyajikan miras, dan lain-lain. Tentu saja cukup panjang jika diuraikan satu per satu di sini. Ditambah lagi munculnya mobil Pajero baru tokoh demo yang orangnya itu-itu saja… wak kak kak

Yang terakhir tentu saja hampir seluruh masyarakat di Indonesia ini sudah bosan dan jenuh mendengar berita penistaan agama ini. Sebenarnya kasus ini mencuat akibat ulah iseng, namun disengaja oleh Buni Yani itu dan pada akhirnya ini bukan jadi berita hangat lagi namun jadi berita basi dan tak bernilai.

Kini episodenya sudah berganti, sejak Ahok mengeluarkan air mata tulus penuh penyesalan di sidang perdana itu kemarin. Pertanyaan yang menggelitik di hati kita tentunya adalah, jika strategi Penistaan Agama ini gagal total dalam menyingkirkan Ahok sebagai pemenang di Pilgub DKI ini, strategi apalagikah yang akan dimainkan berikutnya?

Tenang saja, bung Ahok. Mungkin besok-besok ada yang kirim santet, guna-guna, jin iprit, hantu blau, kuntilanak, magic entah apapun itu. Cukup satu jawaban untuk itu semua, yakni TUHAN TAK PERNAH TIDUR. Maka tak kan pernah Lebaran Kuda terjadi !!!! Nyaho sia !!! Ngerti ora son??? I boto ho do???
Me siangkan nge kita??? Mangarati indak???

Selamat siang….



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.