Kolom Wijayanto W. Aji: Daripada Protes Atau Demo, Mari Tuntaskan Asap Bersama Jokowi (1)

Sudah 3 bulan belum tuntasnya persoalan kabut asap melanda daerah Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Segala upaya telah dilakukan oleh pemerintahan Jokowi menuntaskan persoalan. Mulai dari mengerahkan 3.000 personil TNI, 4.000 personil Polri dan kekuatan penuh dari BNPB Pusat dengan segala personilnya. Bahkan pemerintah telah menghabiskan anggaran lebih dari Rp. 600 Milyar untuk water booming dan segala pembiayaan penuntasan kabut asap selama 3 bulan ini.

Namun, karena belum tuntasnya persoalan kabut asap yang semakin parah, semua orang latah berame-rame memprotes Jokowi karena belum tuntasnya masalah asap di lahan gambut. Bahkan di media sosial seolah-olah berame-rame mengeluarkan protes mulai dari memposting gambar meme protes, bikin video aksi protes bahkan ulasan-ulasan tentang kritik penanganan asap secara kasar terhadap Jokowi.

Lalu, bagaimana sebenarnya kita harus bersikap soal belum tuntasnya kabut asap?

pemadaman 2
Foto: Kompas.Co

Dalam menyikapi soal kabut asap, penulis mencoba mereview dulu berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah pusat dalam menangani asap di lahan gambut. Ada beberapa hal sebenarnya yang sudah diupayakan Kabinet Jokowi dalam menuntaskan kabut asap. Ada yang berkaitan dengan pencegahan mulai dari rapat koordinasi kabinet tentang fenomena Elnino serta dampak kemarau panjang terhadap kekeringan dan kebakaran hutan.

Setelah proses itu, ada antisipasi kebakaran hutan sejak dini mulai Januari di daerah kabut asap. Namun, karena ada tradisi diaerah kawasan konsesi hutan, ketika mulai musim kemarau ada upaya pembukaan lahan dengan cara murah lewat membakar hutan. Tradisi yang terus menerus setiap tahun sejak 10 tahun lalu membuat kebakaran hutan berulang setiap tahunnya hingga sekarang tanpa solusi. Bahkan sekarang dianggap semakin parah karena serentak di seluruh penjuru lahan konsesi hutan yang asapnya semakin pekat.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika terjadi kebakaran hutan, selalu mengerahkan keterlibatan ribuan personil TNI, Polri dan BNPB untuk menuntaskan pemadaman lahan gambut yang terbakar. Bahkan untuk tahun ini diterapkan 3 strategi untuk memadamkan lahan gambut mulai dari pemadaman secara darat, pemadaman lewat water booming dan pembuatan sekat kanal untuk supply air serta meresapkan air di sekitar lahan gambut yang terbakar.

pemadaman 3
Foto: Tempo.Co

Namun, karena begitu parahnya lahan gambut yang terbakar, asap pekat belum mereda, malah cenderung semakin parah memperluas area terpapar asap pekat.

Menurut BNPB, yang tuntas pada pemadaman lahan gambut hanya kulit luar dari kawasan gambut yang terbakar. Padahal, tingkat titik api di kedalaman 5 – 7 meter masih memunculkan resistensi untuk terus terbakar kalau pemadamannya tidak tuntas. Bahkan, menurut data analisis BNPB, per 1 m2 kawasan yang terbakar butuh air pemadaman sebanyak 300 liter yang dapat menyentuh kedalaman 5 meter. Namun, yang menjadi kendala adalah minimnya air saat kemarau panjang. Kalaupun dibuat rekayasa hujan ternyata tidak ada pembentukan awan yang bisa dibuat hujan.

BERSAMBUNG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.