Kopi, Adakah yang Salah dengan Kopi?

Oleh: Penatar Perangin-angin (Jambi)

PenatarKopi, Kopi …… Berita di media beberapa hari lalu, tentang seorang perempuan yang tewas tidak lama setelah minum kopi di sebuah kafe terkenal di jantung ibu kota Jakarta. Belum diketahui pasti penyebab kematian gadis itu. Pihak kepolisian bekerja ekstra, mencari tahu dengan segala cara kepolisian demi mengungkap penyebab kematian yang menghebohkan tersebut.

Berita terakhir dirilis oleh pihak kepolisian, ditemukan zat berbahaya pada cairan sisa minuman dan dari cairan tubuh korban. Hasil dari Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik) Polri menyebutkan, meski tidak/ belum secara spesifik mengenai zat apa yang dimaksud dalam kasus ini, sebagaimana dikatakan oleh Kombes Krisna Murti, bisa jadi zat tersebut adalah sianida.

Tentunya ada hal-hal yang mendukung sehingga penyidik dapat dengan segera menyampaikan sebuah kesimpulan walau belum secara resmi pernyataan tersebut disampaikan oleh pihak dokter dan ahli kimia dari Puslabfor. Ini adalah sebuah kemajuan besar, langkah pengungkapan semakin dekat. Bukti, saksi dan petunjuk akan segera mengarah kepada pelaku yang sesungguhnya.

coffee 4Artinya, kasus ini adalah pidana murni, pembunuhan yang direncanakan. Lalu, bagaimana dengn Kopi ? Apa kaitannya dengan kopi? Dan, yang membuat kita jadi lebih bertanya-tanya, bahwa media sekelas Kompas justru mengangkat berita ini. Kalau boleh saya sebut “overlaping”, ya …. Keluar dari batas pewartaan. Etika pers sepertinya dikangkangi. Apa karena korban adalah anak salah seorang mantan pejabat BUMN di negeri ini atau karena sesuatu yang bertujuan sensasi?

Saya pribadi pun menjadi random dalam menilai makna berita ini, siang ini. Selepas istirahat makan siang, saya menghidupkan sebatang rokok menemani siang santai di depan TV. Tidak lupa secangkir mini kopi tubruk, khas Sumut, kiriman konco lawas yang tak terlupakan. Tak sangaja aku meraih remote control TV dan kupilih Kom-TV.

Sejenak aku mengikuti wawancara dari seorang dokter muda (kelihatan seperti keturunan Tionghoa). Aku simak, aku ikuti, perlahan aku melihat teks mengenai topik bincang-bincang mereka. Kebetulan, topikya “manfaat dan dampak buruk kopi”.

Setelah kuikuti, ternyata topik tersebut ada kaitannya dengan peristiwa kematian yang sebelumnya diberitakan di sebuah kafe setelah sesaat sruput kopi. Lalu pikiranku nendang ke sana ke mari, berontak tidak karuan.

“Ini Kompas apa-apaan buat berita macam ini,” pikirku.

Yang lebih tidak nyambungnya, disebutkan manfaat kopi ada beberapa. Kalau tidak salah disebutkan ada 3. Lalu dampak buruk kafein dipaparkan secara panjang dan tidak cukup satu halaman.

coffee 3Ini kan aneh …. aneh …. Berita kok sama sekali tidak komparatif, tidak aple to aple. Entah apa pun maksud dari berita ini, aku hanya menyimpulkan secara sederhana, bahwa mereka, dengan tayangan sperti itu, entah sadar atau tidak sadar, telah membantai secara perlahan ribuan bahkan jutaan petani kopi dan industri yang berkaitan dengan produk kopi di negeri ini.

Secara tidak langsung, ini adalah bentuk kampanye gelap berupa “berita pesanan” dari pihak luar. Ini adalah bentuk penghancuran dari luar yang dilakukan oleh orang dalam. Ini sadis dan tidak memihak. Kita adalah asset media. Kita adalah sumber kehidupan media. Lalu, mengapa sering sekali media memberitakan hal-hal yang berdampak buruk bagi ekonomi rakyat negeri ini? Apakah ini yang menjadi tujuan media?




Pembunuhan yang direncanakan adalah tindak pidana. Walau peristiwanya pada saat minum kopi, di kebun kopi, panen kopi, dan atau bahkan sedang di lumbung kopi, kopi dalam kasus ini hanya kebetulan. Banyak diantara pengunjung tidak mengalami hal yang sama. Begitupun para dokter yang kepintaran memberikan analisa ngawurnya, agar lebih cermat membedakan mana kopi mana kafein. Jika analisa yang dibuat semacam ini terus berlanjut, maka esok lusa akan saya paparkan manfaat nasi dan akibat buruk glukosa, dijamin pasti tambah kacau.

Hendaknya media lebih arif menyiarkan berita. Tolonglah … Jangan terlalu melebar dalam penyampaian berita. Sejauh belum ada data resmi penyebab kematian setelah minum kopi, agar fokus berita tetap pada substansi. Jangan melebar molor seperti tali kolor jaman dulu. Kasihan petani kopi. Belum apa-apa sudah kampanye hitam tentang kopi.

Sekali lagi, pebunuhan tidak berkaitan dengan minum kopi apalagi kafein, camkan itu redaktur ….. ‪#‎sruput_kopi_panas‬#




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.