“Mari Memerangi Narkoba,” kata Cory Sebayang di HANI 2016

B. KurniaB. KURNIA P.P. KABANJAHE. Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016 diperingati di Kabupaten Karo. Rangkaian acara berupa pagelaran seni dalam Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dilaksanakan di Jambur Pemkab Karo Jl. Veteran Kabanjahe kemarin [Rabu 28/9].

Acara dimeriahkan dengan penampilan Marching Band SD Sint Yosept Kabanjahe, Tari-tarian dari PAUD Cerdas Ceria, Sanggar Seni dan Permata GBKP Kandibata, Performance dari Petracoustic, Vokal Grup dari SMP Santa Maria, SMAN 1 Kabanjahe, dan Permata GBKP Katepul.

Wakil Bupati Karo Cory S. Sebayang didampingi Ka BNNK Karo LM Sihombing dalam kesempatan itu menyampaikan pesan bahwa bahaya narkoba tidak hanya masalah fisik saja, tetapi berpengaruh terhadap gangguan mental/ kejiwaan apabila disalahgunakan. Narkoba mempengaruhi susunan syaraf sehingga pemakainya ketagihan dan tergantung. Ketergantungan inilah bahaya narkoba yang mempengaruhi fisik, psikologis, maupun lingkungan sosial.

“Saat ini, kita harus menyatakan tekad dan melakukan langkah nyata, guna menyelamatkan masa depan generasi penerus bangsa dari cengkraman kejahatan narkoba. Selaku Pemeritah Kabupaten Karo, saya meminta dukungan dan partisipasi aktif segenap pihak untuk bersama-sama dengan pemerintah daerah narkoba-17serta aparat penegak hukum dan komponen masyarakat untuk memerangi narkoba dalam segala bentuknya,” seru Cory.

Secara faktual didapatkan data, bahwa penyalahgunaan narkoba mencapai 200 juta/ tahun. Angka ini didasari pada Word Drug Report 2013 oleh organisasi dunia penanganan narkoba dan kriminal. Kondisi tersebut harus kita cegah dengan berbagai upaya agar tidak meluas. Mengingat besarnya bahaya narkoba, kita harus melakukan upaya konstruktif, efektif, efisien dan bekelanjutan untuk mencegah timbulnya lost generation, papar Cory yang diamini oleh BNNK Karo LM Sihombing.

Sihombing kemudian menimpali, melalui acara penggelaran seni dan budaya P4GN sebagai rangkaian peringatan hari anti narkotika internasional ini, yang bertemakan “Listen First” (Dengarkan Suara Kami), semoga seluruh komponen masyarakat bergerak bersama mencegah penyahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

“Ini dimulai dari diri sendiri dan lingkungan masing-masing,” tukas Sihombing.

Wabup Cory Sebayang menambahkan, ke depannya, kita harapkan Kabupaten Karo menjadi Kabupaten Bebas Narkoba sebagaimana intruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 dengan lebih memfokus ke pencapaian “Indonesia Negeri Bebas Narkoba”.




“Diperlukan kebijakan dan strategi nasional pencegahan dan pemeberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (JAKSTRANAS P4GN),” harap Wabup.

Hadir dalam acara tersebut Kepala BNNP Sumut, Kepala BNNK Karo (LM Sihombing SH MH), Dandim 0205/ TK (Letkol Inf Agustatius Sitepu), Wakil Ketua DPRD Karo (Inolia br Ginting), Ketua Pengadilan Kabanjahe, Kejaksaan Karo, Kasat Narkoba Polres Tanah Karo, SKPD, Tokoh Masyarakat (Heri Sebayang), Komunitas Kompak Pers Karo (B Kurnia Pargaulan P), Senioret GAMKI Tanah Karo, Insan Pers Karo, Yayasan Sosial Sumber Terang Kasih Kabanjahe, Pelajar SMP, SMA/ SMK (masing-masing 2 orang mewakili sekolahnya).

Foto header: Wabup Karo (Cory S Sebayang) memberikan sambutan di HANI 2016 Kabupaten Karo.




One thought on ““Mari Memerangi Narkoba,” kata Cory Sebayang di HANI 2016

  1. Berantas narkoba dimulai dari lingkungan tempat tinggal, betul sekali, karena disitu semua saling mengenal dan pasti mengerti siapa pecandu dan pengedar.
    Pencandu narkoba arahnya sudah jelas, jadi sakit fisik dan psikis, sudah pasti jadi ‘setengah-manusia’ kalau diteruskan narkobanya. Orang-orang yang sudah jadi ‘setengah-manusia’ ini bukan manusia lagi. Diseluruh dunia tipe ‘setengah-manusia’ ini dijadikan teroris, pembunuh, begal, geng motor, dan juga menjadi pengedar narkoba yang sangat efektif, karena mereka tau siapa yang butuh dan mau beli. Bos narkoba pandai memanfaatkan orang ‘setengah-manusia’ ini, karena masih pakai terminologi ‘rehabilitasi’ dan ‘terapi psikologi’ yang tak pernah berhasil dari pengalaman konkret seluruh dunia. Filipina sudah menemukan ‘terapi’ paling mujarab yaitu ‘surrender or die’. Filipina dalam proses perjalanan menghilangkan semua narkoba, kriminal dan korupsi dengan ‘terapi baru’nya itu.

    Semakin parah orang ‘setengah-manusia’ ini tidak bisa membedakan, membunuh atau dibunuh, atau bawa bom meledakkan dirinya yang sering diduga atau dikabarkan sebagai ‘tugas suci islam’ dan masuk surga. Supir truk penggilas mati 80 orang lebih di Nice contohnya. Tak mungkin ada kaitannya orang-orang ‘setengah-manusia’ ini dengan agama islam atau agama apa saja.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.