Kolom M.U. Ginting: MASIH TENTANG PORNO — Menanggapi Kolom Riah Beru Ginting

Tema Menarik dan Penting: PORNO

Ada bagusnya Sora Sirulo mengangkat soal ini di webnya. Porno ini sudah menjadi alat utama dan bukan main efektifnya untuk mengontrol manusia, disebut juga social engineering. Dasarnya terutama ialah karena sex (activity) adalah kekuatan pendorong terkuat dan alamiah (divine thing) dalam kegiatan manusia, dibandingkan dengan semua kekuatan pendorong lainnya seperti ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya.

Kira-kira sampai tahun 1950-an kekuatan pendorong luar biasa ini belum ditemukan atau belum dimanfaatkan oleh kelompok terjahat di dunia globalis NWO.

Sampai tahun 1950-an “divine thing” ini masih dilindungi oleh ‘Kultur Kemanusiaan’ dan terdapat atau diakui secara umum hanya dalam perkawinan suami-istri, dalam keluarga (famili). Situasi ini umumnya juga sesuai dengan tuntutan sosial dari berbagai kultur negara dunia, juga dari daerah-daerah kultural dunia.

Tetapi kemudian, kelompok orang ‘pandai’ dunia yang sangat lihai itu memanfaatkan kekuatan pendorong luar biasa ini untuk mengontrol semua manusia. Mereka memperbesar kekuasaannya dengan membodohi semua manusia lain dalam ‘permainan social engineering’ itu.

Akal bulus ini dimulai dengan majalah PLAYBOY tahun 1960-an di AS, yang menjadikan wanita sebagai ‘sex objects’, dan punya arahan utama bahwa ‘all women were available without marriage’.

Betapa ‘indahnya’ perkembangan baru ini bagi sebagian manusia yang selama ini merasa terkekang oleh kultur budaya indah manusia yang sudah mendarah daging ratusan atau ribuan tahun itu.

Perkembangan ‘sex bebas’ dan ‘hak wanita’ sangat cepat dan sangat diplesetkan oleh kekuatan licik NWO untuk tujuan mengelabui dan menguasai serta mengontrol semua manusia.

Budaya baru kemanusiaan muncul dalam berbagai variasi: berbagai gerakan pembebasan wanita, feminism, dan terakhir dengan gerakan homo, lesbi, LGBT, kawin-mawin homo dst. bahkan sudah merambat ke desa-desa banyak negara nasional. Daerah pedesaan yang tadinya masih menjadi benteng kuat tradisi alamiah ‘adam dan eva’.

Kekuatan Sex yang luar biasa itu terutama lewat porno telah berhasil mengalihkan perhatian manusia dari kekuatan penipuan di belakangnya: Kontrol atas manusia atas dasar kekuatan pendorong utamanya yaitu kekuatan sex. 

“The deification of the naked fertile female, sex, and romantic “love,”  is satanic because it promotes an ersatz god which reduces us to animals.” (Henry Makow).

Sebagian manusia yang hanyut dalam arus ini memang betul-betul sudah jadi ‘animals’. Fenomena ini tidak terkecuali di Indonesia. Perkembangan luar biasa kejahatan sex, pemerkosaan anak-anak, pembunuhan, penjualan sex anak-anak di bawah umur. Dan perubahan manusia jadi ‘animals’.

Itulah yang mau dicapai karena animals tidak susah untuk dikendalikan, atau dijadikan apa saja dalam menyempurnakan kekuasaan global NWO itu.

Belakangan ada usaha pemerintah untuk menghukum berat penjahat sex ini di Indonesia. Bahkan mau dikebiri secara kimia. Tetapi, masih terkendala karena belum ada dokter ahli dalam soal pengebiran kimia ini.

Bagi Pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Sosial dan informasinya, hukuman berat atau pengebiran (kimia) pastilah bukan soal yang terpenting dibandingkan dengan Usaha Tekun dan Pencerahan yang memungkinkan manusia ‘animals’ itu kembali menjadi manusia biasa berkultur tinggi.

Seperti leluhur bangsa Indonesia itu sendiri. Semoga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.