Kolom Edi Sembiring: MEMERDEKAKAN PETANI — Petani Karo Hilir Orasi di Bundaran Jambi

Memerdekakan Petani dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsanya sendiri.

Tepatnya pagi ini [Jumat 24/7], rombongan petani Karo Hilir yang tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) melanjutkan perjalanannya dari Kota Jambi menuju Jakarta. Mereka telah berjalan kaki dari Medan sejak tanggal 25 Juni 2020 untuk menuju Istana Negara, Jakarta.

Mereka ingin menjumpai Presiden Joko Widodo untuk meminta keadilan karena tanah yang mereka tempati telah digusur paksa oleh korporasi PTPN II.

Saat 170 petani ini tiba di Pekanbaru [11 Juli 2020], Komisi VI DPR meminta perwakilan petani datang ke Jakarta. 26 petani sebagai perwakilan telah berangkat dengan mobil medis ke Jakarta.

Perwakilan petani ini diterima Menteri Ketenagakerjaan (Ida Fauziyah) pada tanggal 15 Juli 2020. Di hari yang sama juga diterima oleh Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR RI. Lalu Ketua MPR (Bambang Soesatyo) menerima perwakilan di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta [Selasa 21/7].

Saat kembali melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Jakarta, para petani menyempatkan diri sejenak melakukan aksi di Bundaran Kota Jambi. Para kordinator lapangan aksi jalan kaki ini adalah Yudi, Dicky Surbakti dan Awan Purba.

Mereka menyampaikan orasi perihal perjuangan mereka selama ini. Para petani didampingi oleh Konsorsium Pembaharuan Agraria Jambi, Walhi Jambi dan organisasi-organisasi penggiat agraria lainnya.

Dalam orasi ini, pimpinan aksi dari Deli Serdang mengajak seluruh petani yang ada di Jambi, baik Suku Anak Dalam maupun petani-petani lainnya, untuk berani melawan penindasan yang dilakukan oleh BUMN maupun pihak swasta yang akhir-akhir ini juga marak terjadi di provinsi-provinsi yang mereka lalui. Terutama di Provinsi Jambi.

Pimpinan aksi juga mengajak seluruh petani yang saat ini mengalami nasib sama agar bangkit melawan untuk menang, atau mati ditindas dan dijajah terus menerus.

Dia mengajak semua petani yang berkonflik, agar menjadikan momentum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 tahun ini menjadi hari kemerdekaan petani. Petani juga puluhan tahun dijajah oleh bangsa sendiri dan belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya di dalam negara yang merdeka.

Dewan Pembina Serikat Petani Simalingkar dan Mencirim Bersatu (Aris Wiyono) kepada Sorasirulo.com mengatakan, para pemimpin bangsa saat ini perlu diingatkan, ada pekerjaan rumah besar yang belum terselesaikan setelah bapak Sukarno selaku pemimpin bangsa kita, yaitu merdeka melawan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa terhadap bangsanya sendiri.

Sukarno dulu pernah berpesan dalam pidatonya, melawan penjajah Belanda itu sungguh berat tapi kelak akan lebih berat perjuanganmu karena kalian akan melawan penjajahan yang dilakukan oleh bangsamu sendiri.

“Saat ini, telah terjadi semua itu dan sudah sangat marak terjadi di negeri kita tercinta ini. Besar harapan, petani dan rakyat kecil, hari ini ada pemimpin yang mampu memerdekakan dari penjajahan terhadap bangsanya sendiri,” tegas Aris.

Videonya dapat dilihat di bagian 15 :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.