Kolom Andi Safiah: MENELADANI SPIRIT HAWKING

Yang berharga dari seorang Stephen Hawking adalah otaknya. Walaupun beliau diserang penyakit misterius bernama motor neuron disease atau dalam bahasa kedokterannya “Amyotrophic Lateral Sclerosis” (ALS) dan dokter memberikan vonis cuman 2 tahun umurnya beliau akan mati, tapi vonis itu ternyata tidak akurat.

Stephen Hawking malah bisa hidup lebih lama dari apa yang diperkirakan oleh dokter.

Ternyata yang membuat beliau kuat bertahan di atas penyakit misterius itu sederhana sekali. Apa itu? Kebebasan, karena otak yang bebas bisa menjawab berbagai kekhawatiran dalam hidup dan Stephen Hawking membuktikan itu.

Di samping otaknya yang bebas, beliau tentu saja dibantu oleh lingkungan yang supportif dan alat bantu teknologi yang lahir dari ilmu pengetahuan manusia. Walaupun tubuhnya lumpuh total, mental dan spiritnya sama sekali tidak.

Dari sana justru Stephen Hawking memberikan kontribusi penting bagi perjalanan ilmu pengetahuan. Beliau sukses mengkombinasikan 2 teori besar yang menjadi perdebatan serius di kalangan ilmuan; the Giant Albert Einstein dengan teori relativitasnya dan Warner Heisenberg dengan teori kuantum mekaniknya.

Dari kedua teori besar tersebut, Stephen Hawking memberi kita teori baru yang lebih dikenal dengan teori of everything atau Quantum Gravity.

Yang ingin saya sampaikan sebenarnya cukup sederhana. Spirit dan mental yang tidak mudah menyerah seperti yang ditampilkan oleh Stephen Hawking patut untuk kita teladani sebagai manusia. Jika beliau saja yang hampir lumpuh total, kecuali otaknya, bisa memberikan manfaat bagi kemanusiaan, masa kita yang perlengkapan hidupnya utuh tidak sanggup?

Setidaknya bermanfaat bagi lingkungan keluarga kita saja saya kira sudah lebih dari cukup. Apalagi bisa berguna untuk umat Manusia lebih mantab lagi.

#Itusaja!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.