Kolom Darwono Tuan Guru: MENELANJANGIKU




Darwono 2Puskesmas menjadi tumpuan warga dengan kemampuan terbatas mengurus masalah kesehatannya. Hampir semua pemegang BPJS ke Puskesmas sebagai Faskes I nya. Oleh karenanya antrian panjang dan kesan over load pengunjung sangat terasa, seorang ibu mengungkapkan, kalau Orang berduit tentu saja malas untuk ke sini Pak. Ucapan realistis dari seorang Ibu yang menyodok kesadaranku, bahkan menelanjangiku kalau sedang tidak punya duit.

Aku hanya terdiam dan tersenyum getir sambil menahan nyeri kepalaku.

Coba bayangkan dengan 2 dokter, Puskesmas itu harus menangani sekitar 150 – 200 pasien. Jika rerata 7 jam, maka i dokter menangani pasien sekitar 10 pasien. alias setiap pasien rata rata hanya 6 menit pelayanan. Yang terjadi adalah tanya gejala langsung tulis resep.

PuskesmasJujur meski sudah lama menjadi anggota BPJS, saya baru kali ini menggunakannya. Sepertinya kata Ibu tadi benar adanya, dalam 2 minggu ini 2 kali berkunjung, namun saya perhatikan dokter tidak mendalami riwayat kunjungan sebelumnya. Saya sangat maklum karena dokter harus menangani pasien lain yang panjang antriannya.

Agar BPJS tidak terkesan cuman meraup keuntungan, sebaiknya BPJS harus mengubah pelayanan pada Faskes I nya, yang lebih fleksibel dan memungkinkan ada mobiltas pasien, ketika satu Faskes I kelimpahan pasien menuju faskes I lainnya. Akan lebih baik lagi BPJS menambah poli-poli untuk Faskes I. Masa gaji Dirutnya di atas 500 Juta per bulan, masih ndompleng di fasilitas milik pemerintah ?

Setelah antri dari jam 8, jam 12 .00 selesai dituliskan resep oleh dokter. Dokter baik banget, dia bilang: Bapak jangan capai, jangan begadang, dan makan yang bergisi. Bagus, kan?

Tapi, setelah dipikir-pikir, untuk dapat makanan bergisi, bagaimana harus tidak capai? Wong ngajar 1 minggu full aja dapatnya jauh di bawah UMR.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.