Mengapa Marah Kalau Kami Bukan Batak?

Oleh: Sada Arih Sinulingga (Kabanjahe)

 

Sada Arih SinulinggaDi Tanah Batak yang dahulu dinilai sangat terbelakang/ primitif oleh Belanda sipenjajah dibawalah agama Kristen yang kemudian berkembang menjadi HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) sekarang ini. Selanjutnya, Belanda memberi kesempatan bersekolah formal.

Harus kita akui jika Tanah Batak dengan segala ketandusan dan kemiskinannya membuat orang Batak jadi tangguh sebagai perantau ke daerah sekitarnya, bahkan keluar pulau. Sebagai perantau tentu memiliki cara untuk bisa diterima oleh masyarakat sekitarnya yang salah satunya adalah menjalin persaudaraan dengan marga-marga suku yang didatangi.

Ada juga yang merubah marganya mengikuti marga suku asli. Ada juga yang menghilangkan sama sekali marganya menjadi Suku Melayu setelah masuk Islam yang umumnya terjadi di Pesisir. Salah satu kepintaran orang Batak adalah membuat Tarombo Batak yang disuruh Belanda untuk kepentingan penjajahannya.

Belanda menyebut daerah jajahannya dengan nama Hindia Belanda. Cara ini juga kemudian dilakukan oleh orang-orang Batak yang mendapat didikan Belanda sada arih 2menamakan suku sekitarnya Batak. Sama persis dengan taktik Belanda, misalnya suku Pakpak disebutnya Batak Pakpak, Simalungun disebutnya Batak Simalungun, Suku Karo disebutnya Batak Karo, Suku Mandailing disebutnya Batak Mandailing.

Anehnya, Suku Alas dan Suku Singkil yang sangat dekat dengan Karo dan Pakpak tidak disebutnya Batak Alas atau Batak Singkil. Aneh, bukan?

Yang lebih aneh lagi, jika kelima suku ini menyatakan bukan Batak, seperti grup facebook SPBB (Suku Pakpak Bukan Batak) dan KBB (Karo Bukan Batak) maka orang-orang Batak pasti tegang urat leher menyerang dengan segala cara. Sama persis kayak orang Belanda dulu mempertahankan jajahannya di Hindia Belanda.

Ada juga memakai merga Pakpak atau Karo yang suka mempertahankan embel Batak maka menurut saya mungkin saja mereka dahulu orang Salih (Berubah) dari Suku Batak atau memang asli Pakpak maupun Karo tapi tidak percaya diri atau orang yang kebatak-batakan atau sama seperti kebelanda-belandaan seperti orang-orang Maluku yang dulu merasa lebih Belanda dari orang Belanda sehingga ada istilah Belanda Hitam.

8 thoughts on “Mengapa Marah Kalau Kami Bukan Batak?

  1. Karo bukan Batak. Who cares and I dont care.

    Sorasirulo bila hendak memuat tulisan dipilah pilah dulu. Tulisan ada bobot atau hanya keluhan di sosmed?

  2. Selamat Siang, Bapak/Ibu yang terkasih.
    Saya baru bergabung di Grup ini, sehingga saya baru saja membaca Posting Sdr,Sada Arih Sinulingga (Brastagi) dan Saya tertarik membaca artikel saudara Sada Arih Sinulingga yang dimuat pada 15 November 2015, ” Mengapa marah kalau kami bukan Batak?
    Kenapa ada yang harus marah? Yang menentukan Garis keturunan Saudara adalah saudara sendiri.
    Bagi masyarakat Batak Tobapun, Tidak Perlu marah bila Simalungun, Karo, Mandailing, Fak-fak mengaku bukan Orang Batak. Justru Sebaliknya, Bila ada dari luar Batak Toba mengaku Orang Batak, perlu kita telusuri dulu silsilahnya.
    Sebagaimana terjadi di Parsadaan Marga PARNA saat ini, sering kita temukan mengaku PARNA, ya tentulah Batak. Akan tetapi bila kita telusuri silsilah orang tersebut, mereka tidak dapat menjelaskan, Bagaimana kita dapat meyakini orang tersebut Parna atau Batak?
    Orang Batak tidak butuh penambahan personil baik secara individu, maupun komponen marga. Akan tetapi Orang Batak butuh orang yang komitment terhadap integritas, membangun Budaya Batak yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Dalihan Na tolu.
    Akan tetapi, yang perlu kita ingat, Orang Batak tidak Pernah memisahkan tali persaudaraan dari Suku-suku tersebut di atas, bila mereka yang merasa tidak ada hubungan persaudaraan dengan Batak, itu hak mereka.
    Terimakasih, Tuhan Memberkati

  3. Batak adalah Batak yg mengklaim Turunan Orang Batak Asli[TOBA]Karo-Simalungun-Pakpak-Mandailing silahkan gali asal usul masing2 utuk mematahkan indentitas yg sdh terlanjur ditorehkan di Buku2 Sejarah melalui Riset terdahulu[Jerman-Belanda}Komment diatas menyalahkan se-akan2 Batak Toba memaksa anda2 jd Batak.Silahkan buktikan anda suku Karo yg punya asalusul dr India[Dravida]bukan dr Samosir Sianjur mula2 yg Batak Toba bilang asalmula Suku Batak.Horas-Menjuahjuah-Enjuahjuah.

  4. HKBP bukan tindak lanjut dari hubungan Belanda tetapi; Jerman, Gereja Timur (pesisir barat), dan Belanda.
    Anda jelas menulis berdasarkan perspektif pantai timur Sumatra dan tidak dari pantai barat (Barus)
    yang sudah mengenal Kristen Timur/ Syiria (Nestorian) sejak abad ke 7 M. Batak tidak pernah terpilah kecuali Karo,
    ada Batak-Karo yang berada di Toba dan Karo pesisir timur di bawah pengaruh Belanda.GPKB (Gereja Kristen Batak Karo)
    juga aliran Jerman-Belanda yang dibawa pendeta-pendeta Calvinis dari Tomohon (Minahasa).

    Lucunya penulis beranggapan seolah-olah semua wilayah Batak adalah jajahan Belanda tetapi tidak pernah berpikir
    mengapa Karo dan wilayah sumatra lain di jajah Belanda tetapi Belanda sendiri berpikir dua kali untuk
    menyerang dataran tinggi (Toba, Batak-Karo, Samosir, etc).Saya tidak perlu menyebut sepak terjang Kerajaan Bakkara
    dengan wangsa Sisingamangaraja-nya dan kerajaan-kerajaan Batak lain yang cenderung lebih dikenal
    dikawasan pesisir barat ketimbang pesisir timur. Karena pesisir timur sendiri berada dibawah kontrol Belanda
    dan ingin memilah tiap-tiap suku (ciri khas belanda, devide et impera; “politik adu domba”)
    sehingga keekerabatan dihilangkan diganti dengan budaya yang lebih egosentris.

    Pesisir barat tidak mudah dikontrol karena aktifitas ekport-import udah terlacak sejak era
    peradaban-peradaban kuno. Artinya aktifitas ekonomi di sekitar Samudra India tergantung pada aktifitas ini.
    Malaka dijajah Inggris kawasan perairan Karimata dijajah Belanda,
    sementara di perairan barat, India dijajah Inggris, dan jika ekonomi INdia terganggu, berarti Belanda berhadapan
    dengan Inggris.

    Dengan gambaran ini maka jelas penulis juga belum pernah mengelilingi tanah batak dengan berasumsi orang batak tinggal
    di tanah tandus atau logika penulis masih dibawah ‘pengaruh belanda'(hare gene?) tidak ada orang yang mau tinggal
    di wilayah tandus. Dan tidak ada wilayah tandus yang menghasilkan
    buah-buahan, sayur-sayuran, palawija, padi, jagung, ikan, daging, getah, karet, cengkeh, menyan, rotan, dan sebagainya
    jika tanduspun, maka tidak ada yg perlu dikhawatirkan oleh belanda (atau “karo-belanda”)

    ” maka orang-orang Batak pasti tegang urat leher menyerang dengan segala cara ” kalimat ini juga berbahaya sekali
    karena sebagai orang batak (darah saya; Samosir, Tarutung, Tongging) saya dan keluarga tidak pernah merasa
    bahwa semua suku di sumatra utara adalah orang batak.
    lebih parah lagi kalimat tersebut bukan berdasarkan bukti verbal, melainkan lewat internet (group facebook)
    siapa orang yang mengetik pun kita tidak tahu …

  5. Yang menjadi masalah adalah karena sering sekali diartikan: Batak identik dengan Toba. Dengan demikian, Simalungun, Karo, Pakpak bukan Batak, sebab mereka bukan . Toba. Sebaiknya, harus disebutkan Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Pakpak, bukan: Simalungun, Karo. Batak, dan Pakpak. Penulisan seperti ini mengesankan Simalungun, Pakpak, dan Karo bukan Batak..

    1. Jadi alangkah baiknya demi pemahaman bersama kalau nama HKBP ( Huria Kristen Batak Protestan ) direvisi menjadi Huria Kristen Batak Toba Protestan atau Huria Kristen Protestan Batak Toba. :

  6. Mempelajari sejarah suatu etnis/suku bangsa hrs diukung oleh bukti2 tertulis dan bukti peninggalan sejarah utk mendukung klaim atas kesejarahan suku/etnis itu. Pd tataran ini bukti2 yg dibutuhkan sgt minim shg setuju tdknya kita org Karo dianggap sbg sub-etnis dr suku Batak, sangat lemah sekali. Mmg ini perlu penelahan yg lbh lanjt tp sy pikir ini BUKAN PRIORITAS UTAMA yg hrs kita pikirkan. Bgmn kemajuan bangsa ini scra keseluruhan (yg skg ini semakin terpuruk), hrs kia tempatkan pd prioritas utama. Sy jg menaruh perhatian akan hal ini shg keluar artikel sy di Warta GBKP Maranatha Edisi Mei yl dgn judul ” Gereja kita MENGAPA GEREJA “BATAK ” KARO PROTESTAN”….???

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.