Kisah Nyata: MENGHAMILI IMPAL

Oleh: Ariston Ginting (Medan)

 

ariston gintingariston ginting 2Di kala senja dan matahari pun mulai terbenam di sebelah Barat, sebuah cerita yang begitu rumit, di sebuah teras rumah (halaman rumah). Cerita pun dimulai dengan mata yang berkaca-kaca. Saya pun tidak sanggup melihat orangtua itu. Begitu teganya putranya melakukan hal itu.

Putranya tidak memikirkan apa dampak dari perbuatanya. Dia mulai bermain cinta dengan kepura-puraan. Sampai hal sedemikian rupa, si anak lelaki sudah menodai keluarganya sendiri.

Singkat cerita, setelah sekian lama bermain cinta dengan kepura-puraan, akhirnya berbuah petaka. Si gadis mulai berbadan dua alias hamil. Perempuan itu bukanlah siapa-siapa. Perempuan yang telah berbadan dua itu adalah impal kandung anak laki-laki itu.


[one_fourth]si laki-laki melarikan diri[/one_fourth]

Tidak terima dengan apa yang terjadi, si laki-laki melarikan diri. Dia meninggalkan perempuan yang hamil. Sakitnya pula, dia malah lari dengan perempuan lain (mungkin itu pacarnya atau entah apanya).

Si lelaki pergi jauh untuk meninggalkan perempuan yang hamil itu.

Saya pun mulai bingung dengan keadaanya yang ada. Lalu, saya bertanya kepada orangtua si lelaki yang menuturkan kisah ini: “Jadi, uga dage siban jalan keluarna e, laki?

Adi bage kin, aku lanai bo pang mulih ku kuta. Penjaraken kalak nge kari aku jenda pe,” katanya terenyuh.

Mendengar pernyataan itu, hatiku sangatlah sakit teriris. Begitu beratnya beban orangtua atas perlakuan putranya yang tidak memikirkan resiko apa yang dia lakukan. Bukan hanya materi, tenaga, pikiran,dan harga diri. Kehormatan orangtua pun dipertaruhkan.

Kejadian ini akan menjadi buar bibir di kampung sana. Harga dan kehormatan orangtua pun mulai diragukan oleh orang kampung.

Uga nge siakap jalan keluarna si mejilena segelah ula lit perubaten ibas keluarga?



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.