Menuntut Pendidikan ke Luar Negeri (Taiwan)

 

Oleh: Robetmi Jumpakita Pinem (Taipei)*




robetmi 1
Penulis (tengah) bersama mahasiswa/ internasional di Taiwan.

Sekolah ke luar negeri adalah cita-citaku sejak kecil. Mungkin pemikiran ini sedikit kontras dengan keadaan kedua orangtuaku yang hanya tamat SD, tapi dorongan dan motivasi mereka membuatku bermimpi lebih besar dan lebih besar lagi.

Perkenalkan nama saya Robetmi Jumpakita Pinem, biasa dipanggil Robetmi. Saya adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara. Ini adalah sepenggal kisah perjalan suka duka studiku sampai S3. Perjalanan ini penuh dengan liku tapi dorongan dan doa orangtua membuatku terus maju dan pantang menyerah. Cerita ini sama seperti pepatah Karo “Rulih Adi Mejingkat”.

Saya masuk kuliah S1 di jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Masuk sebagai angkatan pertama di jurusan yang baru membuatku harus banyak belajar. Tidak ada senior sebagai sumber informasi tentang sistem perkuliahan.

Deskripsi mata kuliah bahkan sistem penilaian dan lain-lain hanya bermodalkan tanya-tanya ke senior jurusan lain. Tapi, ada hikmah sebagai angkatan pertama karena mendapat kesempatan membantu aktivitas di jurusan. Jadi, bisa ngobrol banyak dengan dosen-dosen.

robetmi 2
Wisuda S2 (Master of Business Administration)

Semester satu berlalu, tibalah saatnya yang ditunggu-tunggu yaitu Indeks Prestasi (IP), Puji Tuhan dapat lumayan tinggi 3,86 dengan peringkat ke dua. Entah mengapaa saya tidak terlalu senang karena tidak mendapat walaupun bagi orang lain itu mungkin terlalu sombong untuk mendapatkan nilai sempurna. Masuk semester dua akhirnya mendapat IP 4,0 (Sempurna).

Wowww …. ini yang kutunggu-tunggu. Ketika pulang saya langsung memberi tahu ke ibu bahwa saya dapat IP 4,0. Tapi alakah terkejutnya mamak saya.

“Nde, IPku 4,0,” ujarku.

“Kai kin IP e?” jawab ibu.

“Nilai adi kuliah, nde, gelarna Indeks Prestasi, I singkat IP, IP ku 4,0 nde,” jawabku lagi.

“Kok 4 nakku?, susah kuliah. oe? Kam biasana juara kok dat nilai 4?” tanya ibu.

Aku langsung tersadar ternyata ibu kami pikir IP itu sama seperti nilai raport 1-10.

“Adi kuliah 4 simeganjangna, nde. 4 seri ras 10 kerina bas raport sekolah,” aku mencoba menjelaskan.

“Ihh …. mantap kap e, yah. Emaka tutusi maka dat ndu ka pagi 4 semester sireh,” pesan ibu.

Awalnya sedikit sedih karena kalau kawan cerita dapat IP 3,0 saja udah senang kali orangtuanya asalkan jangan di bawah 3,0. Tapi aku yang sudah memperoleh IP 4,0 tidak dimengerti oleh ibu. Tapi, tahun demi tahun, akhirnya Bapa dan Ibu saya mengerti tentang IP.

Singkat cerita, tibalah saatnya semester akhir dan sidang meja hijau sebagai lulusan pertama dari Ilmu Administrasi Bisnis. Saat yang paling menegangkan buat saya adalah di saat acara Wisuda Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU). Wisudawan dengan predikat lulusan terbaik dengan IPK 3,95 duduk dibarisan paling depan bersama orangtua tepat di hadapan Rektor, Guru besar (Professor), Dosen dan pejabat USU lainnya. Ini membuat saya merinding sepanjang acara wisuda. Apalagi ketiga dipanggil nama saya, Wisudawan Terbaik dari Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis ROBETMI JUMPAKITA PINEM anak dari BENARTA PINEM.




Tepuk tangan hadirin membuat air mataku jatuh. Saya hanya mengucap Terimakasih banyak kepada Tuhan Yesus dan Kepada kedua orangtua saya yang sudah mati-matian berjuang demi kami anak-anaknya.

Sepanjang kuliah S1, cerita panjang penuh dengan liku membuatku terus berjuang apalagi selama menempuh Pendidikan S1 saya mendapatkan beasiswa Tanoto Foundation yang mewajibkan mahasiswa mendapat nilai bagu. Beasiswa yang diberikan selama pendidikan S1 juga bukan main-main. Saya bahkan mendapat kesempatan tiga kali ke Pulau Jawa untuk Gathering Tanoto Scholars dengan kampus lain seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Riau dan Universitas Jambi.

Mendapatkan beasiswa sepanjang pendidikan S1 yang nilainya di atas rata-rata beasiswa yang lain membuatku terus terpacu untuk lebih serius belajar.

Trettttttttttt, Tretttttttt, Tretttttttt….

Bunyi getaran HP saya. Seorang senior menelpon saya jauh dari negeri Formosa (Taiwan). Beliau mengatakan saya lulus beasiswa di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST).

Kuberitahu kepada Bapak dan Ibu bahwa saya lulus dan akan berangkat ke Taiwan untuk lanjut S2. Ibu saya yang dulu terbayang anak-anaknya hanya akan sampai SMA harus merelakan anaknya berangkat ke negeri orang yang jauh bahkan belum pernah dia dengar sebelumnya. Kuala Namu International Airport (KNO) jadi saksi awal perjalananku ke Taiwan untuk studi lanjut.

robetmi 4
Bapak Siswadi Tarigan Sibero (Wakil Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan) memberi Kata Sambutan pada Acara Pelantikan Pengurus Bamus dan Pengurus PPI Taiwan.

Taiwan negeri yang damai. Sistem transportasi yang luar biasa tertata, sistem managemen sampah yang tertata rapi sudah bisa ditebak betapa bersih dan nyamannya Taiwan. Sebagai mahasiswa international, pastinya agak bangga bisa bergaul dengan mahasiswa dari belahan dunia lain. Melanjutkan pendidikan di jurusan Master of Business Administration (MBA) mempertemukanku dengan banyak mahasiswa dari negara lain, sebut saja mahasiswa dari Jerman, Francis, Ukraina, Swiss, Republik Ceko, Polandia, Republik Dominika, Korea, Australia, Vietnam, dan China. Bahkan negara yang belum pernah saya dengar sebelumnya Estonia dan pastinya dari negara-negara lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Yang paling berbeda adalah selama kuliah menggunakan bahasa Inggris. Berkat kerja keras, dukungan dan doa dari keluarga membuatku terus berjuang dengan studi S2.  Puji Tuhan saya bisa sidang meja hijau tepat pada Selasa, 7 April 2015. Begitu banyak orang yang berkata saya sidang meja hijau (oral defense) begitu cepat karena saya menyelesaikannya dalam kurun waktu 1 tahun 2 bulan. Kalau ditanya bagaimana perasaan saya, pasti sangat bahagia karena dapat membahagiakan keluarga besar.

Saya wisuda bulan Juni 2015 dan sehari sebelumnya saya mendapatkan beasiswa untuk melanjut S3 di kampus yang sama. Jadi, sekarang sedang menjalani Doktoral degree (PhD) semester 2.

Di tengah kesibukan penelitian S3 dan Teaching Assistant (TA) masih aktif mengajar di Universitas Terbuka Taiwan sekaligus juga sebagai Sekretaris Jenderal (SekJen) Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan 2015/ 2016. Sebagai ketua komunitas badminton orang Indonesia di Taiwan (ICBiT) yang berlokasi di kampus NTUST salah satu rutinitas mingguan yang saya lakukan di samping kesibukan yang lain untuk membuat tubuh tetap segar.

Saya juga mengajak kawan-kawan pemuda-pemudi Karo yang masih kuliah S1 atau S2 ambil kesempatan untuk mendapatkan beasiswa Taiwan untuk melanjutkan studi karena begitu banyak beasiswa yang tersedia di Taiwan. Terutama kawan-kawan yang jurusan pertanian untuk membantu pengembangan pertanian Karo melalui kesempatan penelitian dan pengembangan pertanian di Taiwan.

Jangan takut untuk mencoba, mari sibangun kuta kemulihenta. Saya juga berharap Pemerintah Kabupaten Karo mau mendorong anak-anak di Kabupaten Karo untuk lanjut sekolah membangun Kabupaten Karo lebih baik. Semoga Bapak Bupati Karo, Bapak Terkelin Berahmana SH bisa memberikan harapan baru untuk pembangunan Kabupaten Karo. Saya bersedia sebagai jembatan untuk kawan-kawan yang ingin sekolah ke Taiwan untuk sharing informasi tentang beasiswa.

Saya sangat berharap banyak dan makin banyak lagi orang Karo yang sekolah di Taiwan. Sudah ada beberapa pemuda-pemudi Karo yang sedang melanjutkan studi. Tidak perlu takut untuk melangkah jauh melanjutkan studi. Kami ada beberapa yang bisa menjadi sumber informasi. Bahkan suatu kebanggan bagi saya, Wakil Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan sebagai perwakilan pemerintah Indonesia di Taiwan adalah orang Karo Bapak Siswadi Tarigan Sibero. Jangan pernah takut untuk mengambil sikap untuk melanjutkan study.

Bagi kawan-kawan yang ingin studi lanjut ke Taiwan, bisa menghubungi saya melalui:

Facebook         : Robetmi Jumpakita Pinem

Email               : [email protected]

Mobile             : +886978104109

Saya juga membantu  5 calon mahasiswa untuk biaya pengiriman berkas ke Taiwan. Bagi yang membutuhkan, hanya menyiapkan berkas yang akan di kirim. Saya berharap besar kepada pemuda-pemudi Karo. Ini saatnya bangkit dan bangun Taneh Karo supaya tidak tertinggal dibanding daerah lainnya yang ada di Indonesia, memunculkan generasi-generasi yang bisa tampil tidak hanya di panggung lokal (hanya di Tanah Karo) tapi juga bisa berbicara di tingkat nasional maupun international, apalagi selama ini masih jarang kita mendengar Putra-Putri Karo bisa berbicara banyak di panggung Nasional maupun International.

Terimakasih kepada Bapakku Simehuli (Bapakku yang baik hati) Benarta Pinem dan Mamakku Simelias (Mamakku yang penyayang) Rasita Br Sembiring Berahmana ras kerina keluarga ibas dukungan ras totondu selama enda.

Salam Tedeh Man Tanah Karo Simalem Ibas Anak ntah pe temanndu Taiwan nari …

* PENULIS adalah mahasiswa Doktoral (Phd) National Taiwan University of Science and Technology dan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan 2015/2016



One thought on “Menuntut Pendidikan ke Luar Negeri (Taiwan)

  1. “Saya bersedia sebagai jembatan untuk kawan-kawan yang ingin sekolah ke Taiwan untuk sharing informasi tentang beasiswa.
    Saya sangat berharap banyak dan makin banyak lagi orang Karo yang sekolah di Taiwan.”

    Ayo semua pemuda/pemudi Karo ikuti jejak RJP (Robetmi Jumpakita Pinem) ini, cita-citanya memajukan Karo dengan menambah mahasiswa Karo belajar ke Taiwan. RJP putra Karo yang sangat patriotis demi Karo dan Indonesia.

    Selamat dan sukses

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.