METRIK “TIME-IN-VIEW” JALANI DEBUTNYA DI INDONESIA — Untuk Menjajaki Atensi Konsumen

VIVI E. TARIGAN. JAKARTA — Hari ini, Integral Ad Science (IAS) meluncurkan tolok ukur Media Quality Report terbaru untuk Indonesia, tentang sejumlah faktor penting yang merusak nilai periklanan digital. Laporan terbaru ini mencakup metrik viewabilityfraudbrand safety, dan untuk pertama kalinya, time-in-view. Menurut eMarketer, nilai belanja iklan digital di Indonesia akan menembus US$ 639,9 juta pada tahun ini.

Ini menjadikannya sebagai pasar periklanan digital terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Thailand.

Lebih dari seperlima nilai total belanja iklan di Indonesia akan dialokasikan untuk iklan digital. Di tingkat dunia, belanja iklan digital akan naik dari US$ 280 miliar pada 2018 menjadi hampir senilai US$ 330 miliar pada 2019. Dengan melonjaknya belanja dan investasi pada media digital, kuosien risiko pada media tersebut menjadi lebih besar.

Memastikan tingginya mutu media dan berkurangnya sampah digital perlu dilakukan demi menghasilkan tingkat kepercayaan dan mutu dari para pengiklan, notabene pihak yang kian dituntut untuk menguantifikasi ROI serta terus menjajaki metrik-metrik yang tepat demi mewujudkannya.

Dorongan untuk menghasilkan dampak positif tengah mengubah cara para pemasar dalam mengukur mutu dari investasi digitalnya, dan dalam hal inilah metrik time-in-view kelak membantu mereka. Metrik time-in-view ialah durasi rata-rata saat viewable impression tetap berlangsung.

Nilai rata-rata ini mengabaikan aspek impression yang tak dapat dihitung menurut standar MRC. Laporan IAS menjadi tolok ukur bagi korelasi antara metrik time-in-view serta konversi dan brand recall yang lebih tinggi.

Metrik time-in-view di Indonesia

Metrik time-in-view kami yang baru diluncurkan di Indonesia, melaporkan waktu paparan (exposure) yang lebih lama bagi iklan-iklan di layar web seluler (mobile web) ketimbang layar komputer desktop.

Penayangan iklan digital yang bersifat langsung dari penerbit media (publisher direct) tampil lebih baik pada layar komputer desktop dan layar web seluler di Indonesia.

Waktu terlama adalah 17,67 detik bagi penayangan iklan digital yang bersifat langsung dari penerbit media pada layar web seluler, dibandingkan 12,87 detik pada layar komputer desktop.

“Saat kami mempelajari cara menguantifikasi atensi audiens selama bertahun-tahun, kami menyadari, upaya mengubah fokus dari metrik impression menjadi metrik yang berbasis pada waktu, dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi kalangan pengiklan,” kata Laura Quigley, MD, Asia Tenggara, IAS.

“Waktu paparan iklan secara langsung mempengaruhi efektivitas kampanye periklanan. Hal tersebut dengan tepat menjadi alasan yang sangat penting sehingga kami menawarkan metrik-metrik tersebut dalam tolok ukur IAS Media Quality. Data tersebut menjadi landasan yang dibutuhkan para pengiklan di Indonesia untuk memahami atensi konsumen dengan lebih baik lagi di masa mendatang.”

Tentang

Integral Ad Science (IAS) ialah perusahaan teknologi global yang menawarkan berbagai data dan solusi untuk membuat ekosistem periklanan yang lebih aman dan efektif. Kami bermitra dengan para pengiklan dan penerbit media dalam melindungi berbagai investasi mereka, merebut atensi konsumen, dan menghasilkan dampak bisnis.

Berdiri pada 2009, IAS berkantor pusat di New York dengan jangkauan global di 13 negara. Pertumbuhan dan inovasi kami telah diakui dalam Inc. 5000Fast 50 versi CrainMost Promising Companies dari Forbes America, serta Smart Data Marketing Technology Company versi I-COM.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.