Kolom W. Wisnu Aji: PILKADA DEMAK 2020 — Momentum Rakyat Menjemput Takdir Perubahan

Pilkada Demak 2020 akan menjadi momentum Pilkada terseru sepanjang sejarah Demak. Saat itu, gerilya kekuatan rakyat siap menjemput takdir perubahan buat Demak tercinta. Bergeraknya kekuatan rakyat menumbangkan simbol keserakahan yang bercokol lama di Demak. Pilkada ini menjadi kebangkitan Masyarakat Demak menentukan arah perubahan Demak.

Rakyat sudah tidak lagi hanya jadi penonton atau pemandu sorak dalam kontestasi para figur dalam Pilkada.

Rakyat yang biasanya bergandengan dengan kekuatan Londo Ireng, demi memenangkan figur untuk memimpin Demak, kini gerbong rakyat berseberangan dengan kekuatan Londo Ireng. Efek blunder kekuatan Londo Ireng dalam mensetting figur yang terkesan melanggengkan simbol-simbol keserakahan yang membuat rakyat bangkit melakukan perlawanan.

Pertarungan gerbong rakyat versus Koalisi Londo Ireng membuat dinamika Pilkada Demak kian seru. Cara-cara rakyat bergerilya dalam senyap menghimpun kekuatan demi menumbangkan dinasti tirani Londo Ireng yang berupaya melanggengkan simbol keserakahan di Demak.

Jangan sampai Londo Ireng terus bisa mencengkeram menjajah Demak lewat kekuatannya.

Kekuatan gerakan perlawanan rakyat makin hari makin menguat, apalagi setelah mengetahui betapa keroposnya bangunan koalisi besar yang dibangun Londo Ireng dalam melanggengkan kekuasaan.

Keroposnya koalisi besar yang dibangun oleh Dinasti Londo Ireng ditandai dengan krisis kepemimpinan yang terjadi dalam Golkar Demak. Ketuanya tidak bisa meyakinkan gerbongnya dalam satu suara. Ditambah lagi, Ketua Golkar Demak dianggap telah membuat Golkar di Demak ambyar turun kursinya pada Pemilu legislatif kemarin.

Bahkan sebagian kadernya menganggap sebagai pemimpin terlemah sepanjang sejarah Golkar di Demak. Krisis kepercayaan pada Ketua Golkar Demak membuat kekuatannya tidak sesolid yang diilustrasikan lewat media.

Kekuatan PDIP dan PKB terbelah oleh figur-figur yang selama ini menginginkan Demak tidak terlalu didikte oleh Dinasti Londo Ireng. Serpihan besar gerbong tersebut bergabung bersama gerbong kerakyatan untuk bergerak bersama menumbangkan simbol keserakahan di Demak.

Serpihan aspirasi yang didaur ulang jadi martir pendobrak perubahan.

Hal inilah yang membuat kemantapan rakyat untuk memenangkan pertempuran dalam gerakan senyapnya. Apalagi aturan Kemendagri untuk Pilkada yang Zona Merah Covid-19 dilarang mengumpulkan massa dalam jumlah besar.

Ini berdampak bagi kekuatan Dinasti Londo Ireng dalam membangun kekuatan massa untuk mempengaruhi pemilih di Demak.

Momentum ini seolah menjadi arah penunjuk sudah saatnya Rakyat Demak menjemput takdir perubahan. Saatnya Rakyat Demak menjadi penentu arah perubahan kemajuan Demak sesuai kehendak rakyat dengan tumbangnya simbol tirani keserakahan yang mencengkeram lama di Demak.

Efek Corona membuat kekuatan Londo Ireng bingung mengatur langkah. Efek kekuatannya tidak sesolid biasanya. Ditambah lagi larangan pengumpulan massa menjadi penyebab arah menuju tumbangnya simbol keserakahan.

Mungkinkah ini arah menuju senjakala Dinasti Londo Ireng di Demak.

Rakyat Demak siap menumbangkan simbol keserakahan lewat gerilya pertempuran senyap yang berujung pada kemenangan rakyat tanggal 9 Desember 2020. Kemenangan dari narasi besar perubahan tanpa keserakahan

Bergerak bersatu dan menang demi tumbangnya simbol keserakahan di Demak. Bergerilya dalam senyap menuju kemenangan

Salam waras

Makam Kadilangu 14 Juli 2020

)* Gerakan Aliansi Masyarakat Peduli Aspirasi Rakyat (GAMPAR DEMAK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.