Kolom Andi Safiah: NEGARA ANGAN-ANGAN vs ANGAN-ANGAN NEGARA

Bangsa dan Negara itu adalah angan-angan yang diimaginasikan bersama. Sama dengan Tuhan, sebuah angan-angan yang diimaginasikan secara kolektif sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Kedua konsep ini jika dikalikan maka hasilnya adalah nol karena angan-angan plus angan-angan = angan-angan pangkat dua.

Nah, manusia sejak lama terjebak dalam angan-angan.

Mereka lebih banyak menderita akibat angan-angan yang beredar bebas di kepalanya dari pada hidup dalam realitas obyektif yang apa adanya.

Sebagai sebuah bangsa, jelas masalah angan-angan ingin menuju sebuah masyarakat yang adil makmur lagi sejahtera. Ini bukanlah sesuatu yang keliru apalagi salah. Cuman, jika pijakannya juga adalah angan-angan, bukannya realitas obyektif, maka itu jelas Salto namanya.

Ambil contoh negara China yang secara ekonomi boleh disebut makmur. Tapi, secara politik, mereka jelas akan dicap sebagai negara yang tidak adil karena berstatus komunis.

Perlu dicatat bahwa negara China yang dihuni oleh 1,5 M Sapiens butuh pemerintahan yang efektif dan tidak “letoy”. Bisa disebut pemerintahan China adalah pemerintahan yang “otoritarian” varian baru hasil evolusi.

Mereka jelas sadar jika mencontek US yang “demokratis” bakal bernasib seperti Uni Soviet yang berantakan. Dan, China tidak mau menjadi negara yang berantakan. China sukses menjadi negara yang secara ekonomi makmur walaupun secara politik orang tidak bisa bebas ngebacot sembarangan seperti yang terjadi di Republik Indonesia.

Mengapa China bisa begitu sukses mengendalikan angan-angan 1,5 M Sapiens yang menghuni di dalamnya?

Salah satunya karena mereka memisahkan angan-angan soal Tuhan dan membangun satu angan-angan kolektif soal negara besar, makmur lagi tertib. Soal dunia mau bilang apa tentang mereka sikap mereka sudah sampai pada level bodo amat. Terpenting bagi mereka adalah duit untuk berinvestasi yang tersedia secara cash keras maupun secara virtual.

Buat saya pribadi, China adalah salah satu negara yang bisa memisahkan secara tegas antara urusan Langitan dan urusan bumi. Kalau bangsa ini jelas punya karakter gado-gado, suka mencampur aduk sesuatu yang seharusnya tidak bisa bercampur, hasilnya bisa kita nikmati setiap hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.