“Waduuhh, Mas. Banyak ustadz dan bahkan ada purnawirawan jendral yang ikut campur di Pilkada Sumut.”
“Ya. gak papa lah, Cok. Apa salah?”
“Yang jadi soal, mereka malah suka rasis. Masak ada yang bilang jangan pilih pemimpin dari luar Sumut. Kan sangattes kurang ajar?”
“Apa memang kalian lalu terpengaruh dengan ucapan tersebut?”
” Ya nggak lah. Apa dipikir kami orang Sumut segoblok orang DKI?”
“Lalu yang kau takutkan apa?”
“Gak ada, sih. Cuman geram lihat kelakuan mereka-mereka itu.”
“Jadi gini, Cok. Kalian musti lebih semangat. Bila perlu bikin SMS berantai atau Tulisan berantai di FB, Instagram, Twitter dan media sosial lainnya.”
“Wwaahh…. mantaf itu, Mas. Bunyinya gimana, ya?”
“PILIH DJOSS YANG SUDAH TERBUKTI AGAR SUMUT MENJADI LEBIH BAIK. INGAT, JANGAN SEPERTI DKI. Tolonglah di Share jika kalian sayang sama tanah kelahiran. Gitu..”
“Siap, Mas. Tapi Quota Internetku habis. Bagaimana, dong?”
“Woooooaaaallaahh cok, cok. “