Nikmatnya Jadi Pendeta

Oleh : Kazpabenny Ebenezer Ginting

 

KazpabeniNikmatnya jadi pendeta itu adalah ketika sang pendeta mempersiapkan khotbah sampai Pukul 02.00 subuh. Harus bangun Pukul 06.00 pagi, lalu mempersiapkan seperangkat alat perangnya (toga, stola, dasi, Alkitab, liturgi, dan buku-buku nyanyian). Kemudian melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Terkena angin pagi pergi menuju tempat pelayanan sudah biasa.

Saat sang pendeta melajukan kendaraannya, di tengah perjalanan, sang pendeta kehujanan dan berteduh sebentar. Tapi karena takut terlambat, hujan dan angin pun diterobos saja oleh sang pendeta hingga pakaiannya basah kuyup karena tak punya mantel hujan.

pendeta 2Tiba di tempat pelayanan, dengan jubah kebesaran yang pendeta tersebut banggakan, hanya 5 orang yang hadir untuk mendengarkan khotbah yang dia persiapkan sampai Pukul 02.00 subuh. Itu pun setelah waktu mulainya kebaktian mundur 1 jam.

Pakaiannya kering di badan, namun masih sanggup tersenyum kepada mereka yang datang. Mereka yang tidak hadir karena alasan hujan pun dalam syafaat tidak lupa ia doakan.

Sambil mengetik tulisan ini pun Ia masih berkata dalam hatinya: “Ini tidak seberapa dibandingkan dengan KENIKMATAN para pendahulumu, o, Pendita Kazpabeni Eben Ezer Ginting!!”.

Pesan moralnya adalah:

1. Tak masalah kalian menuntut pelayanan prima dari para pendeta, tapi barengi juga dengan doa, agar kami para pendeta kuat.
2. Ingatkan pendeta kita supaya jangan lupa membeli JAS HUJAN.

Salam kedewasaan iman dari pendeta yang belum banyak pengalaman.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.