Kolom Boen Syafi’i: OTAK ORBA KOK MASIH SAJA DIPELIHARA? — Akan Berhadapan Dengan Kita

Jaman sudah serba digital. Serba cepat termasuk juga lalu lalang informasi. Kok masih saja pakai cara Orba?Ah kolot benar sih sampean itu Pakde Gatot. Masak dirikan acara wae harus pakai ancam mengancam? Apalagi malah bicara sok jagoan di depan media: “Siapa yang ganggu deklarasi KAMI akan berhadapan dengan saya?”

Emang kita takut? Ya takutlah, siapa yang tidak takut diancam bekas Jendral?

Tapi setakut-takutnya orang, jika negara ini sudah memanggil maka apa boleh buat, Pakde? Rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas. Semboyan itu yang akan menyemangati kami guna melawan gerombolan pengacau eksistensi negara.

Apalagi mereka yang selalu menggunakan agama sebagai kedoknya. Lagian jaman serba canggih kok masih main gatot eh otot? Ah, terlaluuu kau, Rhomaa….

Pakde Gatot, Jaman Orba dan sekarang sudah jauh beda. Sekarang sudah mengarah ke bentuk perang proxy atau propaganda, itulah perbedaannya.

Jika di Jaman Orba, informasi cukup lewat satu pintu melalui menteri penerangan yakni “menurut petunjuk bapak presiden” Harmoko, yang diteruskan RRI beserta TVRI. Maka sekarang rakyat sudah bisa tahu serta memilah-milah informasi secara cepat lewat gadget yang dimiliknya.

Pakde Gatot, jaman sekarang ini manusia bisa terlihat baik hanya gara-gara sebuah opini. Dan manusia pun bisa mati perlahan-lahan juga karena adanya opini. Opini itu akan awet, jika sudah mendekati fakta.

Jadi, berbuat baiklah. Jaga kedamaian negeri ini dan jangan membuat gaduh suasana. Atau nama anda akan berubah kelam, dan tercatat di dalam sejarah bangsa. Tolong jangan mencoba membungkam suara kami. Seribu peluru pun, masih bisa dikalahkan dengan satu pena saja.

Raga kami mungkin bisa kalian habisi, namun tidak dengan pikiran kami. Pikiran kami tetaplah abadi, dan tidak bisa dihentikan, meski dengan dentuman senjata.

Pakde Gatot, sudahlah jangan berlindung di balik semboyan jiwa korsa. Jiwa korsa itu hanya digunakan untuk membela mereka yang berperilaku baik, bukan malah mereka yang ambisius dan hanya mementingkan golongannya saja. Lebih-lebih tidak untuk mereka yang berniat menghancurkan kedamaian dari bangsa Indonesia tercinta.

Ahsudahlah….

“Eh, Cak, perang proxy itu apaan sih?”

Lah? Proxy wae kok gak ngerti, Di. Paidi? Proxy itu pemain Srimulat yang biasanya berperan jadi wanita..

“Weladalah???”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.