Kolom Sada Arih Sinulingga: PANCASILA DI MEDAN

SADA ARIH 5Bentrokan antar organisasi kepemudaan di Kota Medan beberapa hari ini mengingatkan pengalamanku mengajar di sekolah menengah terkenal di Kota Medan pada Tahun 1995 sampai 1998. Mayoritas siswanya di sekolah ini adalah dari etnis Tionghoa. Sebagai guru Pendidikan Pancasila, kuawali sebelum menyampaikan materi pelajaran dengan bertanya kepada siswa dengan dialog seperti  di bawh ini.

Saya: Tahukah kamu apa itu Pancasila?

Siswa: Tahu, Pak! ( Hampir seluruh siswa menjawabnya)

Saya: Coba jelaskan apa itu Pancasila?

Siswa: Pancasila itu, Pak, yang suka datang ke toko-toko maksa minta uang pakai baju loreng!




Aku marah tertahan. Pikiranku tersadar mengingatkanku akan satu hal: “Beginikah Indonesiaku?

Mari kita renungkan tanpa emosi. Saat itu aku sudah berusaha menahan emosi atas jawaban mereka yang aku kira mereka bermain-main dengan jawabannya kepada saya selaku gurunya. Entah darimana mereka mendapat jawaban itu yang ketika itu aku belum pernah mendengarnya sama sekali.

Aku hendak marah karena kuanggap mereka telah melecehkan dasar negara Indonesia, terlebih mereka bukan seorang pribumi Indonesia.

Foto: SATRIA GINTING (Sora Sirulo)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.