Paribuan Toba Simalem (Partobsi)

Oleh: Hevi Srimawar Beru Tarigan

 

Sejak masih duduk di bangku SMA, pertanyaan tentang asal nama kampung saya sering terlintas di benak saya, kenapa namanya Paribuan Toba Simalem? Sementara mayoritas baik itu merga (marga), adat – budaya, serta bahasa yang dominan di sana adalah Karo. Bukan hanya dominan, tetapi memang sudah karo sekali, juga secara administrasi berada di Kabupaten Simalungun.


[one_fourth]Perabun Menjadi Paribuan[/one_fourth]

Menurut informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber, utamanya dari beberapa orang tua di Partobsi, mengatakan, sebenarnya dulu namaya bukan Paribuan melainkan Paribun yang berasal dari bahasa Karo dari kata perabun, yakni, unggunan api yang dinyalakan setiap hari.

Seiring waktu, secara alami kata perabun pun berubah menjadi paribun dan hingga akhirnya berdasarkan kesepakatan diubah menjadi paribuan, seperti sampai sekarang ini. Perihal dirubahnya nama Paribun menjadi Paribuan, diakibatkan banyaknya orang yang kesasar dan kebingungan saat hendak ke Paribuan, pasalnhya di sekitar Barusjahe (Kab. Karo) juga ada nama kampung Paribun.

Niat hati hendak ke Paribun (Partobsi) malah kesasar ke Paribun (Kabupaten Karo). Maka sejak masa kepemimpinan Kepala Desa Jack Karo-karo Barus resmi nama Paribun diubah menjadi Paribuan.


[one_fourth]Perpaduan Kata Paribuan, Toba, dan Simalem[/one_fourth] 

Seperti yang telah disinggung diatas, nama Paribun kemudian dirubah menjadi Paribuan oleh masyaraat setempat demi memudahkan pengunjung membedakanya dengan kampung yang memiliki nama yang sama, dimana yang satu berada di Kabupaten Simalungun, sedangkan yang lainya berada di Kabupaten Karo. Sehinga jika kesasar sangat jauh untuk kembali. Namun mengapa pula ada kata toba, hingga kemudian diucapkan Paribuan Toba?

Perubahan nama Paribun menjadi Paribuan tampaknya tidak efektif.  Sejujurnya kita sering terkecoh dalam hal yang sesederhana ini, maksud saya, seakan kita tidak bisa membedakan antara kata paribun dengan paribuan, seperti halnya kata tambunen dengan tambunan, bekerah dengan bakeri, ataupun bakara. Kita sering mengabaikan hal demikian dan menganggapnya sama saja, padahal kenyataanya sangat berbeda dan dapat menimbulkan akibat yang fatal, sepeti hal paribun dan paribuan tadi.

Untuk menjelaskannya, kemudian tidak cukup paribuan saja, harus ada kata penjelas lainnya yang mengikutinya agar jangan terjadi kesalahan lagi, maka disematkanlah kata toba setelah kata paribuan.

Kata toba yang mengikuti kata paribuan berasal dari kata teba. Satu kebiasaan masyarakat Karo untuk menunjuk masyarakat dan daerah di selatan Karo Gugung ataupun di sekitaran Tao Silalahi (sekarang Danau Toba) dengan kata teba.

Paribu Teba, setara dengan, Paribun arah ku teba (Paribun yang mengarah ke teba (?)).

Banyak sekali kesalahan yang terjadi dalam pengucapan atau kita sering meyamakan kata yang mirip sebagai hal yang benar-benar sama. Seperti kata teba dan toba. Kesalahan-kesalahan yang demikian jugalah yang kemudian terjadi seperti halnya pada penamaan Paribuan Toba yang menjadi kebiasaan sehigga akhirnya kita sendiri merasa sulit jika tidak mengikutinya.

Bermula dari salah kaprah inilah kemudian akhirnya hingga sekarang Paribun di Kabupaten Simalungin ini dikenal dengan nama Paribuan Toba Simalem.

Untuk kata simalem sendiri, mengingat 99% penduduknya adalah Suku Karo, sangat wajar jika kata simalem disematkan oleh masyarakat setempat dan pengunjung. Ini juga satu kebiasaan bagi masyarakat Karo, dimana kata simalem selalu disematkan di belakang nama kampungnya yang walaupun secara resmi tidak pernah tertulius. Hal ini merupakan bentuk rasa cinta, kebanggaan, doa, kerinduan, dsb terhadap kampung halaman. Kata simalem (sejuk, kesembuhan) mengandung makna yang sangat luas tetapi untuk meragkum semua hal yang baik ada di dalamnya.

Walaupun segala pengucapan terhadap kampung ini, kami masyarakat setempat tetap mengatakannya Paribuan Simalem. Kalau teman-teman bertanya kepada saya atau orang-orang bertanya kepada saya, saya akan menjawab bahwa saya dari Paribuan Simalungun, bukan Paribuan Toba.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.