Paribun Julun (Kabupaten Simalungun) Kembali ke Kinikaron

paribun-julun-2
Paribun Julun di tahun 2012

 

richard-a-tariganRICHARD A. TARIGAN. DOLOK SILAU. Kepala Desa terpilih Nagori Paribun Julun (Kecamatan Doloksilau, Kabupaten Simalungun), Rohanda Ginting Jawak, mengungkapkan keprihatinannya terhadap gendang kerja tahun di Paribun Julun yang, menurutnya, sudah melenceng dari kinikaron.

“Penceng sudah menjadi “langganan” setiap kerja tahun,” katanya kepada Sora Sirulo saat berbincang-bincang dengannya di Paribun Julun.

Menurut beliau, hal ini harus dirubah karena bertentangan dengan kinkikaron. Terlebih lagi kerja tahun bukan situasi dimana panitia harus merahup untung sebanyak-banyaknya.

paribun-julun
Kepala Desa Paribun Julun (Rohanda Ginting Jawak).

“Paribun Julun sebagai pantekken Tarigan Silangit mergana, pantekken kalak Karo, maka kita landek (menari) pun harus sesuai dengan yang sebagaimana diajarkan nenek moyang kita kalak karo,” tutur beliau.

Untuk mengembalikan ke tradisi gendang Karo yang sebenarnya, untuk Kerja Tahun Kuta Paribun Julun  2017 beliau berencana mendatangkan penari dari Pencawan Medan. Penari-penari yang didatangkan adalah yang sudah terlatih tarian Lima Serangkai.

Penari-penari ini diharapkan akan mendampingi muda-mudi dalam menari pada saat kerja tahun. Kemudian, untuk Tahun 2018, jauh sebelum hari kerja tahun (15-16 Agustus. Tanggal kerja tahun Paribun Julun tidak pernah diubah) muda-mudi secara khusus akan dilatih tarian Lima Serangkai sehingga tidak perlu membayar penari lagi.

Menurut beliau, jika semua berjalan sesuai rencana, maka otomatis gendang guro-guro aron kerja tahun akan semakin bernilai. Tidak hanya hiburan semata, namun juga akan menjadi ajang pengormatan bagi leluhur simantek kuta (cikal bakal kampung).

“Menghormati leluhur simantek kuta dengan menghormati tembunen kuta adalah cara menjujung tinggi kinikaron. Penceng bukan kinikaron,” tegas Ginting Jawak mergana.




Di lain sisi, beliau berharap agar panitia gendang kerja tahun tidak semata-mata mengejar keuntungan finansial.

”Gendang kerja tahun adalah pesta kuta. Anak kuta harus diutamakan. Bukan anak kuta yang lain, meskipun mereka bayar dengan harga berapapun,” ujarnya.

Menurutnya dana gendang bisa dibicarakan bersama-sama tanpa harus jual undangan.

“Jika kita landek dengan kinikaron, otomatis orangtua pun senang datang ke jambur,” tutup beliau.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.