Pasar Induk Laucih Telah Resmi, Perjuangan Belum Berujung

elisabeth barus 3eldinELISABETH BARUS. MEDAN. Peresmian Pasar Induk Medan yang terletak di Kelurahan Laucih (Medan Tuntungan) kemarin [Jumat 19/6: Pkl. 09.00 WIB] berlangsung dengan lancar dan penuh kegembiraan.

Acara peresmian ini dihadiri oleh rombongan Wali Kota dan Sekda Medan serta Dandim, Kapolresta, Camat Medan Tuntungan dan jajaran PD Pasar Medan. Alexander Tarigan adalah tokoh masyarakat Laucih yang turut diundang dalam acara peresemian ini mewakili masyarakat tradisional setempat.

Perlu diketahui, Laucih di jaman Pre Kolonial hingga jaman Kolonial adalah ibukota dari Urung Sepulu Dua Kuta yang wilayahnya menyebar dari pusat Kota Medan sekarang hingga perbatasan Kabupaten Deliserdang dengan Kabupaten Karo di dekat Penatapen atau Air Terjun Sikulikap. Pada masa itu, ada 4 urung di wilayah Karo Hilir (Karo Jahe); yaitu Serbanaman (Surbakti), Sepuludua Kuta (Purba), Sukapiring (Karosekali dan Meliala), dan Senembah (Barus).

Mengingat akan hal itu, warga masyarakat setempat juga dipersilahkan hadir dalam acara peresmian Pasar Induk Medan kemarin.

Dalam pidato peresmiannya, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin berjanji merelokasi pasar induk lama sepenuhnya ke pasar induk baru. Menurutnya, SK yang diterbitkan oleh Wali Kota lama Bachtiar Jafar (1990) tentang pasar penampungan sementara sudah dicabut.

“Tapi, semua butuh kesabaran dan pendekatan mendalam,” kata Dzulmi Eldin yang sepertinya berada diantara pihak yang sudah pindah dari lokasi lama (Jl. Sutomo) ke lokasi baru (Laucih) dengan pihak pedagang yang bertahan di lokasi lama.

Sebagian pedagang di Pasar Induk Laucih menganggap pernyataan Wali Kota itu kurang tegas.

“Sepertinya dia terlalu berhati-hati dalam menghadapi Pilkada Medan,” kata seorang pedagang di Pasar Induk Laucih yang mengaku beru Sembiring.

Adapun seorang pedagang Laucih lainnya mengatakan, meski pasar induk sudah diresmikan, namun perjuangan para pedagang belum selesai.

“Relokasi harus terus berlanjut. Jalan tembus ke Simpang Selayang serta pengoperasian terminal dan angkot belum terealisasi. Jadi, PR kita masih bergungun,” kata beru Karo yang juga merupakan pengurus APPIM (Asosiasi Pedagang Pasar Induk Medan) ini.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.