PAYUNG FANTASI

Oleh: Frieda Amran

Setelah pangkas-memangkas pepohonan beberapa minggu lalu, hanya tersisa beberapa tempat teduh di halaman belakang rumah. Aku teringat pada payung besar yang pernah dibeli beberapa tahun silam. Cari punya cari, payungnya ketemu. Alan tetapi, payung itu rusak.

Kainnya yang putih sobek dan ketika payung itu kubuka juga, sobeknya menganga lebar.

Sial! Apa akal? Beli baru? Tapi kerangka payung itu masih kuat dan kokoh. Kalau aku beli payung baru, kerangka itu tak berguna lagi. Batang-batang pohon yang ditebang untuk membuatnya, mubazir.

Hmmmm … ?

Setelah dibongkar, ternyata pola jahitan kain payung itu tidak rumit sama sekali. Delapan buah segitiga sama kaki yang dijahit sehingga membuat lingkaran berdiameter 3 meter. Kuingat, Ibu Mertua masih menyimpan gorden di gudangnya. Warnanya kuning garis-garis. Kesannya rada kuno dan jadul. Pastilah tak ada lagi yang mau menggantungkan gorden itu di jendela rumah.

Selama beberapa hari, kupelototi payung lama yang sobek dan gorden tua tadi. Lalu, kucari gunting.

Kres-kres-kres … kain gorden hampir habis digunting menjadi 6 buah segitiga. Waduuuuh! Kurang dua! Sisa kain gorden kujahir lagi, sambung-menyambung, sampai bisa dipotong menjadi dua buah segitiga lagi.

Gredet-gredet-gredet … mesin jahit belerja lembur. Sejam yang lalu, selesai.

Hasil karya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.