Pembalakan Hutan di Deli Hulu Pemicu Banjir Medan dan Deli Hilir

IMANUEL SITEPU. LUBUK PAKAM. Beberapa hari belakangan ini, wilayah Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang terus dihantui bencana banjir. Bahkan ketinggian air yang melanda telah mencapai hingga 1 meter, menyebabkan korban materi hingga ratusan juta  rupiah. Bahkan sudah merenggut korban jiwa.

Selain akibat intensitas hujan cukup tinggi, banjir bandang disinyalir kuat terjadi akibat meluapnya air sungai yang mengitari Medan dan Deliserdang.







Informasi diperoleh, meluapnya air sungai dipicu oleh aktivitas penebangan kayu (ilegal logging) di kawasan hulu sungai. Seperti diketahui, hulu sungai yang bermuara di Kota Medan dan Deliserdang bagian hilir (atau dulu lebih dikenal Deli Hilir), mayoritas berada di kawasan hutan bukit barisan; seperti Kecamatan-kecamatan STM Hulu, STM Hilir, Biru-biru dan Sibolangit yang dulu semuanya dikenal sebagai Deli Hulu.

Deli Hulu disebut juga Karo Doesoen oleh pemerintah kolonial karena Deli Hulu adalah sepenuhnya wilayah pemukiman Suku Karo. Sedangkan orang-orang Karo sendiri menyebutnya Karo Jahe (Karo Hilir) yang berbeda dengan Dataran Tinggi Karo yang disebut Karo Gugung (Karo Pegunungan).

Di Kecamatan STM Hulu, misalnya, penebangan kayu dikabarkan sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Rusaknya kawasan hutan seperti yang terdapat di Desa Liang Muda, Tanjung Raja, Rumah Liang, Gunung Manumpak dan desa-desa lainnya, karena aksi ilegal logging di sepanjang bantaran sungai di daerah tersebut. Akibat hal itu, kawasan hutan yang menjadi sumber mata air dan resapan air, menjadi erosi. Namun anehnya, baik pihak kepolisian maupun Dinas Kehutanan, tidak pernah melakukan tindakan serius.

Kabar yang beredar, penebangan kayu yang dilakukan justru dibekingi oleh oknum berseragam. Sehingga, sampai saat ini, penebangan kayu jenis damar, meranti, dan sembarang keras, masih terus berlangsung, tanpa ada hambatan. Mirisnya lagi, ribuan kubik kayu bentuk gelondongan tersebut, setiap malam diangkut dengan mobil truk melintas di depan Polsek Tiga Juhar.

Oleh karena itu, Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpauw agar tanggap dan segera melakukan tindakan tegas. Pasalnya, akibat bencana banjir yang terjadi, telah meresahkan masyarakat yang berdomisili di Kota Medan dan Deliserdang.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.