PENANAMAN JAGUNG PERDANA (Di Desa Sugihen, Dataran Tinggi Karo)

EMMY F. PURBA. JUHAR — Dinas Pertanian Kabupaten Karo melakukan praktek penggunaan 3 unit alat tanam jagung manual di Desa Sugihen (Kecamatan Juhar) [Kamis 13/9]. Ketiga alat ini sudah diserahkan kepada Kelompok Tani Banton Lepar Desa Sugihen pada akhir bulan Juni lalu. Kepada Sora Sirulo, Kepala Desa Desa Sugihen (Asamta Ginting) mengatakan, praktek langsung penggunaan alat tersebut disaksikan oleh beberapa warga Desa Sugihen di salah satu ladang warga.

Turut serta dalam kegiatan ini adalah Ketua BPD Desa Sugihen (Rasaku Tarigan), Koramil Juhar (Serma T. Zebua), Kelompok Tani Banton Lepar Desa Sugihen, PemDes Desa Sugihen (Asamta Ginting dan Arjuna Ginting), Penyuluh Pertanian Lapangan (Prison Tarigan SP).

Menurut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Sugihen (Prison Tarigan), kegiatan praktek penggunaan alat tanam jagung manual ini langsung ditujukan kepada anggota Kelompok Tani Banton Lepar sebagai penerima. Kelompok Tani Banton Lepar merupakan salah satu kelompok tani dari beberapa kelompok tani Desa Sugihen, Banton Lepar diketuai oleh Mhd Krida Ginting, Sekretaris Hebron Sinurat, dan Bendehara Jenda Ukur Ginting. Prison Tarigan menambahkan, alat tanam jagung ini diharapkan bisa lebih membantu warga dalam proses penananam jagung.

Sebagaimana dijelaskan oleh Prison, kelebihan alat tanam jagung tersebut, antara lain, adalah lebih menghemat biaya, menghemat benih, lebih efisien dan efektif dalam segi waktu dan tenaga kerja tanpa mengurangi hasil produksi.

“Sebagai contoh, menanam jagung dengan menggunakan cangkul, akan membutuhkan biaya Rp. 300 ribu untuk 5 kg benih jagung. Dengan alat ini. kita hanya mengeluarkan biaya Rp. 200 ribu untuk 5 kg benih. Petani bisa menghemat  Rp. 100 ribu untuk setiap 5 kg benih. Contoh lain, dengan cangkul, benih yang digunakan untuk 1 Ha lahan adalah sebanyak 20 kg. Dengan alat ini hanya 15 kg dengan hasil produksi yang sama.

“Jadi, bisa menghemat biaya, benih, waktu, dll tanpa mengurangi jumlah hasil panen,” ujar Prison Tarigan.

Prison menekankan, kondisi tanah lahan yang menggunakan alat ini harus gembur, bebas gulma/ rumput liar, dan serasah, sehingga mempermudah alat tersebut untuk bekerja.

Warga Desa Sugihen nenanggapi hal ini dengan senang hati, khususnya para anggota Kelompok Tani Banton Lepar. Mereka mengharapkan kegiatan menanam jagung sebagai salah satu mata pencaharian mereka menjadi lebih mudah dan cepat dengan bantuan alat tanam ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.