PERBEDAAN DAN HUBUNGAN HARGA CABE MERAH DI INDONESIA — Memikir Kembali NKRI (Bagian 2)

Juara R. Ginting (Leiden) dan Elisabeth Barus (Medan)

Di bagian pertama kita mendiskusikan perbedaan dan hubungan antar wilayah-wilayah produksi/ perdagangan cabe merah di Indonesia. Misalnya saja, ketika harga cabe merah menjulang tinggi di Medan, para pedagang cabe Pasar Induk Lau Cih (Medan) memesan cabe merah ke rekanannya di Jawa. Setelah pesanannya tiba, harga cabe merah pun mulai menurun di Medan.

Sering juga terjadi seperti berikut ini.

Medan tidak dapat kiriman cabe dari Jawa karena di Jawa sendiri harganya sedang mahal sedang mengalami banjir sehingga banyak gagal panen. Di saat itu pula Medan mendapat pesanan dari Batam dan Kepri. Pengiriman cabe dari Medan ke Batam otomatis menaikan harga cabe di Medan.

Ini artinya ada ketergantungan antara Medan sekitarnya sebagai sebuah wilayah produksi/ perdagangan cabe merah dengan Jawa dan Kepri yang masing-masing merupakan sebuah wilayah produksi/ perdagangan cabe merah.

Pasar Roga Berastagi (Dataran Tinggi Karo)

Mengapa Bengkulu yang lokasinya berada di antara Medan dan Jawa menganggap naik turunnya harga cabe di Medan tidak relevan dengan mereka di Bengkulu? Padahal para pedagang cabe di Jawa terus “mengintip” gejolak harga cabe di Medan.

Mengapa pula akun fanpage kita diundang ke grup-grup cabe di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi sehingga mereka bisa mengikuti perkembangan harga cabe di Medan?

Kita akan kembali ke pertanyaan-pertanyaan di atas untuk menuntaskan pemahaman kita tentang perbedaan dan hubungan antara wilayah produksi/ perdagangan cabe merah.

Di Bagian 2 ini kami ingin membentangkan sebuah fenomena yang, setelah kami bentangkan, semua akan langsung mengenalnya. Hampir semua orang tahu. Tapi, sering kali itu dilupakan atau terabaikan dari diskusi mengenai harga cabe.

Apa itu?

Pasar Induk Lau Cih (Medan)

Mari kita jenguk kembali pertanyaan yang menjadi titik berangkat kita: “Kak, info dong kenapa di Sumut cabe merah turun sementara di kota-kota lain sudah di atas Rp. 30 ribuan? Kami sebagai petani bertanya-tanya kenapa tidak serentak naiknya, tapi kalau turun serentak.”

Harga barang apapun apalagi cabe merah di satu kota manapun juga tidak pernah seragam. Si penanya tidak menyebut harga yang dia maksudkan adalah pada level pasar induk atau pasar-pasar kecil (pasar pagi maupun pasar sore) atau level warung sampah.

Kita ambil contoh sederhana di Medan.

Sebagian diantara orang-orang yang berbelanja ke Pasar Induk Lau Cih (Medan) adalah para pedagang sayur di berbagai pasar pagi di Medan. Mereka datang berbelanja ke Pasar Induk pada Malam Hari atau Pagi Dini Hari. Selanjutnya, mereka menjualkan sayuran yang mereka beli dari Pasar Induk di salah satu pasar pagi di Medan.

Pedagang warung-warung sampah ada yang berbelanja ke pasar pagi terdekat dan ada juga yang langsung ke Pasar Induk Lau Cih. Di Pasar Induk Lau Cih sendiri ada bagian yang menjadi tempat jualan para pedagang pasar pagi.

Pasar Induk Lau Cih (Medan)

Harga cabe merah di sebuah pasar pagi tentu tidak sama dengan cabe merah di Pasar Induk meskipun lokasinya bisa bersebelahan, apalagi kalau lokasinya berjauhan.

Gambaran di atas sudah cukup mengingatkan kita kalau berdiskusi di media sosial untuk menyampaikan informasi mengenai harga cabe merah di kota apa dan pada tingkat apa (pasar induk, pasar pagi/ sore atau warung sampah).

Di Bagian 3 nanti kami membahas bagaimana harga cabe merah di Pasar Induk Lau Cih Medan bisa berubah beberapa kali di dalam satu hari. Apa saja faktor-faktor naik turunnya harga cabe merah di Pasar Induk Lau Cih?

BERSAMBUNG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.