PETANI DELISERDANG HARAPKAN PENINGKATAN HARGA KARET

SIMSON GINTING. STM HULU (Deliserdang) — Murahnya harga karet dalam beberapa tahun ini membuat petani karet menjerit sekarang ini. Banyak petani karet ingin beralih ke tanaman baru. Namun, mempertimbangkan tanaman karet selama ini telah memberi penghasilan rutin tanpa biaya perawatan berarti, para petani karet kebanyakan memutuskan untuk bertahan dengan tanaman ini.

Selain karet merupakan tanaman yang memberi pemasukan rutin, menanam karet telah menghabiskan waktu cukup lama hingga bisa berproduksi.

Bagi petani karet, banyak hal yang menjadi kendala dalam produksi karet yang antara lain adalah cuaca dan musim gugur pada daun karet. Ketika musim hujan, petani kesulitan menoreh (menyadap karet). Selain karetnya hanyut dibawa air hujan, pohonnya juga bisa rusak. Ketika musim kemarau dan daun gugur, karet yang ditoreh sedikit hasilnya.

Kebutuhan hidup yang semakin meningkat membuat petani karet semakin menderita karena harga karet tak kunjung naik hingga saat ini. Seperti halnya harga karet yang ada di Desa Tanjung Timur (Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deliserdang) saat ini. Ketika SORA SIRULO menanyakan ke salah satu agen pembeli karet [Selasa 28/8], harga karet basah yang dia beli ke petani sekitar Rp. 6 ribu/ Kg. Harga karet agak kering sekitar Rp. 7 ribu/ Kg.

Harga karet seperti itu tentu sangat tidak menggembirakan. Namun, karena tuntutan kebutuhan sehari-hari, petani karet tetap harus menoreh karet untuk menyambung hidup. Sementara harga sembako seperti beras saat ini sekitar Rp. 10 ribu/ Kg. Harusnya harga karet paling murah sama dengan harga beras supaya petani karet tidak begitu menjerit.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.