Kolom Edi Sembiring: PETANI KARO HILIR PULANG TERSENYUM — Jalan Kaki ke Jokowi di Jakarta Erbunga Sabi

Usai sudah perjuangan para Petani Karo Hilir. Tanggal 25 September 2020, mereka kembali ke Taneh Karo Jahe ingan pusungna ndabuh ndube. 170 petani yang tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) telah 3 bulan menjalankan aksinya.

Dimulai aksi jalan kaki dari Medan (25 Juni 2020) dan tiba di Jakarta (7 Agustus 2020) setelah berjalan kaki sepanjang 1.812 km.

Setelah berjalan kaki selama 45 hari dan setelah berada di Jakarta selama 45 hari pula, akhirnya perjuangan para petani tersebut membuahkan hasil. Tepat 3 bulan para petani ini menjalankan aksinya.

Mereka telah berdemonstrasi di depan Kementerian ATR. Mereka telah beberapa kali berdemonstrasi di depan Istana Negara dan di Tugu Tani. Perjuangan mereka tak mudah, mereka benar-benar bergelut dengan perasaan, harapan dan juga ketakutan karena Jakarta dalam keadaan darurat Covid-19.

VIDEO: Mereka pulang dengan gembira

Wajah-wajah ceria tampak saat keberangkatan. Sebelum pulang mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menggelar doa bersama.

Kepulangan mereka dilepas oleh Kepala Staf Kepresidenan yang diwakili Abetnego Tarigan selaku Deputi 2. Turut hadir Ketum Gerbang Tani (Idham Arsyat). Perwakilan Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) (Syamsudin) dan elemen-elemen lainnya.

Dalam pelepasan tersebut, para petani mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah menemui perwakilan petani dan memerintahkan kepada jajarannya agar segera menyelesaikan kasus konflik agraria yang dialami petani Karo Hilir tersebut.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ibu Ida Fauziah (Menteri Ketenagakerjaan) yang telah memfasilitasi tempat untuk beristirahat selama para petani berjuang. Para petani juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat membantu dan mengawal proses perjuangan mereka.

“Kemenangan perjuangan para petani Simalingkar dan Mencirim ini tentu akan menjadi sejarah baru di negeri kita tercinta ini. Dan akan dikenang sepanjang masa oleh seluruh petani Sumatera Utara khususnya. Karena kasus konflik agraria di Sumatera Utara yang terkenal ruwet dan yang tak pernah selesai, baru kali ini selesai dan pecah telur terkait redistribusi tanah,” kata Aris Wiyono, Dewan Pembina Serikat Petani Simalingkar Bersatu dan Mencirim Bersatu.

“Ini menjadi gambaran besar dan bisa menjadi contoh bagi seluruh petani yang saat ini mengalami konflik agraria serupa di seluruh Sumatera Utara khususnya dan umumnya di seluruh Indonesia. Bahwa untuk mendapatkan suatu hak atas tanah dibutuhkan kegigihan dan tekad yang kuat dalam menggapainya. Dan semuanya tidak bisa tiba-tiba datang tanpa diperjuangkan,” kata Aris.

Kepulangan para petani dikarenakan apa yang menjadi tuntutan sudah diberikan oleh negara dan akan dibuat surat keputusannya secara tertulis. Dan sebanyak 10 orang perwakilan petani tetap di Jakarta untuk menunggu SK tersebut sampai dengan hari Selasa sesuai yang dijanjikan oleh tim Kepala Kantor Staf Kepresidenan. Kesepuluh orang ini masih tetap menginap di tempat penampungan YTKI Jl. Gatot Subroto, Jakarta.

Tangis haru tergambar pada wajah-wajah petani yang hendak meninggalkan Kantor YTKI Jl. Gatot Subroto menuju ke Medan. Mereka sebelumnya telah menginap selama 45 hari di tempat ini.

“Tidak ada perjuangan yang sia-sia tatkala kita mau berusaha. Hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin jikalau Tuhan sudah berkehendak,” tegas Aris.

VIDEO: Kilas balik perjuangan Petani Karo Hilir
VIDEO: Di atas ferry penyeberangan Selat Sunda saat menuju pulang ke Kuta Kemulihen, Karo Jahe Simalem.

Tidak ada yang menyangka para petani ini sanggup dan kompak berjalan kaki ke Jakarta. Tidak ada yang menduga usaha mereka menjemput keadilan ke Istana Negara membuahkan hasil.

Karena para petani ini juga punya semangat yang sama dengan para pemburu Karo di masa dulu : “Mela mulih adi la rulih (Malu pulang kalau tidak membawa hasil).”

Berkat perjuangan gigih dan kesabaran yang panjang, para pemburu keadilan ini mendapatkan hasilnya. Dan kini saatnya pulang dan kembali berkumpul dengan keluarga yang telah menanti selama 3 bulan.

Selamat jalan para pejuang agraria.

Panjang umur perjuangan !!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.