Kolom W. Wisnu Aji*: POLITIK ITU CAIR — Tapi Bikin Bani Kadal Gurun Geregetan

Moment pertemuan antar elit kemarin bikin kita yakin bahwa dinamika politik itu cair karena tidak ada kawan abadi, yang ada kepentingan abadi. Namun, kondisi politik negeri ini yang semakin cair membuat bani kadal gurun semakin geregetan. Mereka kebingungan mencari tunggangan untuk memuluskan kepentingan mereka.

Pada awalnya skenario pertempuran polarisasi antar Capres memang sengaja di pelihara oleh bani kadal gurun demi melanggengkan isu kepentingan mereka.

Namun, ternyata, momentum pertemuan kemarin antara Mega dan Prabowo serta antara Surya Paloh dan Anies Baswedan membuat mereka terperanjat. Setting awalnya Prabowo dikondisikan sebagai kuda tunggangan kaum radikal demi membumikan isu-isu khilafah agar terus diperbincangkan hingga terbumikan kepentingan mereka massif di tengah rakyat .

Prabowo dijadikan martir pendobrak serangan demi terus bisa memelihara isu mereka. Namun, Prabowo berhasil diluluhkan hatinya demi kepentingan bangsa yang lebih besar. Akhirnya Prabowo bersedia ketemu dengan Pakdhe Jokowi demi meredakan suasana bangsa yang memanas pasca Pilpres.

Momentum pertemuan Prabowo dan Pakdhe Jokowi membuat bani kadal gurun kecewa berat terhadap Prabowo yang dinilai telah mengkhianati mereka.

Prabowo dinilai melanggar kesepakatan mereka untuk menolak membangun rekonsiliasi dengan Pakdhe Jokowi. Kaum radikal menganggap tunggangan mereka telah memupus harapan-harapan kepentingan mereka untuk membumikan kepentingan issue khilafah yang terus mereka dengungkan.

Hingga akhirnya Gabener Jakarta Anies Baswedan yang selama ini berhasil disetir, dalam membumikan kepentingan mereka di Jakarta, ingin dimanfaatkan jadi alat tunggangan pasca Prabowo luluh di hati Pakdhe Jokowi yang telah berhasil diwaraskan.

Gabener Jakarta Anies Baswedan dinilai punya utang budi terhadap mereka. Ia telah berhasil dimenangkan dengan menyebarkan virus bagi rakyat Jakarta yang ujungnya terpapar hasil jualan ayat dan mayat.

Gabener juga telah punya komitmen kontrak politik dengan jaringan radikal HTI, yang dampaknya Gabener Jakarta tersandera ruang geraknya. Ia harus balas budi atas jasa kaum radikal yang telah memenangkannya lewat virus-virus radikalisme.

Namun, tiba-tiba saja kemarin, bani gurun dikejutkan pertemuan serentak kedua tunggangan mereka dengan Kubu Jokowi lewat momen yang berbeda. Momen pertemuan antara Mega dan Prabowo yang mengulang nostalgia 2009 dengan cerita manisnya dan pertemuan Gabener Anies dengan Surya Paloh sebagai pertanda politik itu dinamis dan cair.

Momentum tersebutlah membuat bani kadal gurun semakin geregetan melihat para tunggangannya yang semakin cair dengan lawannya. Seolah bikin para bani kadal gurun semakin panik dan kebingungan mencari tunggangan politik demi membumikan kepentingan mereka.

Dinamika politik cair yang lebih menekankan keutuhan dalam keberagaman kepentingan sangat tidak disukai kumpulan bani kadal gurun yang merasa ditinggalkan oleh tunggangannya. Padahal, harapannya setelah Prabowo kalah, Gabener Anies jadi sasaran empuk tunggangan baru demi melancarkan aksi mereka. Namun, tiba-tiba Surya Paloh menyerobotnya yang sama punya kepentingan untuk perebutan kekuasaan 2024.

Bani kadal gurun semakin sempit ruang geraknya ketika polarisasi politik baik yang di Pilpres maupun Pilkada Jakarta semakin mencair. Ada kesan bani kadal gurun semakin terjepit langkah melihat momentum pertemuan kemarin.

Lambat namun pasti, kaum radikal mengalami kebingungan langkah pasca momentum tersebut. Ketika mau lebih jauh berinteraksi dengan Prabowo yang jadi awal tunggangannya, mereka jadi canggung karena chemistrynya sudah terbangun dengan Kubu Jokowi. Mau lebih dekat dengan Anies Baswedan, kalah ekspose dengan kekuatan media yang dipunyai Surya Paloh.

Akankah manuver bani kadal gurun akan merubah strateginya pasca pertemuan tersebut? Mari kita tunggu perkembangannya. Tapi, yang pasti, pelajaran untuk rakyat kebanyakan, jangan terlalu fanatik terhadap dukunganmu. Berkaca dari pertemuan kemarin, politik itu dinamis dan cair.

Jangan baperan dan geregetan. Cintailah figur pemimpinmu sewajarnya dan tidak terjebak adu domba anak bangsa ketika beda pilihan.

Adagiumnya “TIDAK ADA KAWAN YANG ABADI TAPI YANG ADA HANYALAH KEPENTINGAN ABADI “ANTAR ELIT POLITIK …

#SalamWaras

* KOMUNITAS RAKYAT PINGGIRAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.