Kolom Boen Syafi’i: PUNYA IMAN KOK AMATIRAN?

Logo resmi HUT Kemerdekaan RI ke 75, di protes oleh Kadrun. Katanya mirip salib. Ah, apa sih yang gak kalian protes, Drun? Umat agama lain mendirikan klenteng kalian protes. Merenovasi gereja kalian protes. Melakukan bakti sosial kalian protes. Bahkan, yang terbaru, keturunan Arab yang mau melaksanakan ritual budaya Nusantara, yakni Midodareni, malah kalian geruduk pula.

Ruwet banget uripmu iku, Drun, Kadrun.

Lagian jika logo HUT Kemerdekaan EI mirip dengan salib, emang ngefek kah ke iman yang kalian miliki? Ah, punya iman kok amatiran? Dikit-dikit takut, dikit-dikit takut. Lah, itu iman apa lagi nonton film horror, hah?!

Bandingkan dengan umat agama lain. Mereka dalam sehari bisa lima kali mendengar suara dari toa yang segede gaban, super kenceng, dan berasal dari Masjid kalian.

Pertinyiinyi? Apakah umat agama lain yang kalian hina sebagai kafir tersebut auto murtad, dan lalu menjadi mualaf? Tidak. Mereka tetap teguh dengan iman yang dimilikinya.

Bahkan umat agama lain ada pula yang diundang tahlilan oleh tetangganya. Ada yang mengamini doa Arab dari kalian. Namun hingga kini, nyatanya mereka masih konsisten memeluk agama yang dipunya.

Lha kowe, Drun? Sama dupa dan kemenyan wae sudah ketakutan. Sama tradisi budaya Nusantara sudah gemetaran, sama salib sudah kayak orang kerasukan? Lah, benarnya yang menjadi setan itu siapa? Beragama kok malah membikin hati, tidak menjadi damai dan tenteram?

Jika umat agama lain mengkritik, pasti akan kalian laporkan ke pihak yang berwajib dengan alasan telah melakukan tindakan penistaan? (Seperti kasus Ibu Meliana). Namun, di saat bacot si keturunan nabi iziek Syihab berkata “Yesus bidannya siapa?” dan si ngustad gondrong Abdul Somad juga berkata “di dalam salib ada jin kafirnya”, eh kalian malah membela dengan dalih itu adalah dakwah Islam yang sesungguhnya.

Ah, betul betul ajaran yang “damai”. Bahkan saking damainya, sampai-sampai dakwah yang kalian punya itu hobinya selalu, menjelek-jelekan agama yang lainnya. Itulah kenapa kehadiran kalian di dunia hanya menjadi perusak saja. Soalnya, hati yang kalian punya jauh dari kata damai apalagi tenteram di saat melihat indahnya perbedaan.

Anjing dan babi yang diharamkan itu pun jauh lebih mulia derajadnya daripada hidup kalian. Karena anjing dan babi tidak pernah melakukan pembunuhan, pemerkosaan, memenggal kepala orang dengan bangga, sambil berkata itu adalah perintah Tuhan.

Drun, kalian itu sampah peradaban dari Jazirah Arab, yang Orang Arab sendiri sudah banyak tidak sudi memakainya kembali. Sadarlah, Drun, Kadrun, perbedaan itu sudah menjadi fitrah dari Tuhan. Jika kalian ingin melawan fitrah tersebut, maka sama halnya kalian telah melawan ketetapan, apa yang sudah Tuhan berikan.

Simbol yang mirip salib diprotes. Mendirikan tempat ibadah agama lain diprotes. Midodareni diprotes. Namun, saat Orang Arab asli kenthu di Puncak, kalian malah berkata: “Itulah contoh tindakan syarngie dan mulia.”.

Ya Salaammm..

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.