Ricuh Patung Dewa di Tuban

Oleh: Soin Zhang (Pekanbaru)

 

Mari kita membahas sedikit masalah patung dewa Kwan Kong (Guan Yu) di Tuban yang lagi heboh di media sosial.

Banyak yang salah paham dengan mengatakan bahwa patung pahlawan Cina kok dibangun di Indonesia? Kemudian, ada yang membandingkan patung Jenderal Soedirman yang lebih rendah.

Pertama saya harus menjelaskan bahwa Guan Yu bukanlah pahlawan negara China. Bagi para gamers tokoh jenderal ini mungkin tidak asing lagi karena banyak dijadikan sebagai karakter di game. Guan Yu (160-219 M) adalah seorang jenderal yang hidup di masa 3 kerajaan jauh sebelum terbentuknya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada tahun 1949 setelah berakhirnya perang saudara Tiongkok.

Jadi, Guan Yu hidup di jaman kerajaan ribuan tahun sebelum RRT didirikan. Salah besar kalau mengatakan bahwa patung tersebut adalah pahlawan Tiongkok.

Masalah ke dua, tentang IMB. Benar seperti yang ada di berita bahwa IMB sudah diurus sejak Maret 2016 tapi belum lengkap. Tetapi, apakah gara-gara masalah IMB ini patung yang sudah selesai dibangun dengan dana milyaran rupiah harus dirobohkan lagi? Bukankah dengan adanya patung ini potensi wisata di daerah Tuban bisa meningkat dan bisa memberikan pemasukan bagi penduduk lokal yang tinggal di sekitarnya.

Kalau mau jujur dan fair, di Indonesia banyak sekali rumah ibadah yang dibangun juga tanpa IMB. Ayo buktikan sendiri, coba kalian ketik di google dengan keyword ” (rumah ibadah agama kalian masing-masing) tanpa IMB”. Contoh: kelenteng tanpa IMB. Kalian akan bisa melihat hasilnya. Apakah semua tempat ibadah ini perlu dihancurkan? Toh, semua tempat ini dibangun agar manusia bisa lebih dekat dengan Tuhannya dan bisa menjadi manusia yang lebih bermoral dan berbudi luhur.

Apakah hanya karena tidak ada IMB, semua tempat ibadah ini musti kalian hancurkan? Tolong kalian yang merasa super suci menjawabnya sendiri.

Apakah dengan adanya patung ini bisa menganggu iman kalian? Mungkin kalian menyebut mereka berhala. Saya rasa umat Konghucu tidak akan terpengaruh imannya karena kalian menyebut mereka sebagai penyembah patung. Karena patung bagi mereka adalah sebagai simbol saja, supaya bisa meneladani sifat-sifat luhur patung dewa tersebut. Kamu bisa bayangkan Guan Yu sudah meninggal 1798 tahun lalu ( 2017 – 219 = 1798), sudah meninggal seribuan tahun tapi masih dikenang sampai hari ini. Lah, kalau kita meninggal hari ini, 5 tahun lagi syukur-syukur masih ada yang ingat.

Berikut saya paparkan kenapa umat Konghucu sangat menghormati dan membuat patung beliau agar bisa diteladani oleh generasi berikutnya.

  1. Kesetiaan

    Jenderal Guan Yu sewaktu ditahan oleh musuh (Cao Cao) dan ditawari bergabung dengan kerajaan musuh dengan hadiah harta, tanah dan kuda yang berlimpah tidak membuat beliau berkhianat kepada Negaranya dan kakak angkatnya (Liu Bei)

 

2. Kesusilaan

12 tahun disekap oleh Cao Cao bersama dua istri kakak angkatnya tidaklah membuat beliau melakukan hal yang melanggar norma kesusilaan. Beliau menjaga keselamatan 2 kakak iparnya sambil membaca kitab sastra ‘musim semi dan gugur’ di luar kamar sepanjang malam (yang suka ngacengan harusnya malu!!)

 

3. Tidak tergiur oleh harta dan tahta

Cao cao memberikan begitu banyak emas perak dan jabatan yang sangat tinggi, tetapi tidak sedikitpun hati Jenderal Guan Yu tertarik mengambilnya. Bandingkan dengan koruptor negara kita, dikasih Rp. 600 juta udah klepek-klepek.

Mari teman-teman beragama untuk tetap bisa menjaga ketenangan dan keharmonisan di negeri kita ini. Untuk teman-temanku yang beragama Kong Hu Cu agar bisa arif dan bijak dalam menyikapi hal begini. Iingat …. patung, kitab, dan lain-lainnya hanya simbol sebuah agama tetapi pengamalan sifat-sifat luhur ajaran agama kita masing-masing paling penting. Buktikan bahwa kedamaian dan kehamonisan bukan sekedar diucapkan dan jadilah umat beragama yang berkualitas.











Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.