Rumah Adat Karo di Pengambaten (Sipitu Kuta Tengging)

rikwan sinulinggaRIKWAN SINULINGGA. MEREK. Sudah beberapa kali Sora Sirulo mengunjungi Pengambatan (Kecamatan Merek, Kabupaten Karo) yang didirikan oleh Ginting Munte mergana ini. Tapi, baru hari ini [Jumat 12/2] mata reporter anda tertegun melihat bangunan sejarah ini.

Sebuah rumah adat Karo yang ukurannya tidak sebesar rumah adat umumnya, tapi sedikit lebih mungil. Namun, kemungilannya menambah penampakannya yang terlihat lebih anggun dengan model konstruksi kerangkanya yang sangka manuk (berdiri di atas balok-balok yang tersusun secara bersilang/ cross-log construction).

rumah karo 2
Rumah adat Karo di Pengambaten (Urung Sipitu Kuta Tengging)

Setelah memeriksa ke sekeliling kampung, sepertinya hanya tinggal yang satu ini saja rumah adat Karo di Pengambaten. Di sebelahnya sudah berdiri bangunan semi permanen tapi bentuknya masih kelihatan seperti bekas rumah adat Karo juga.

Sayang sekali tidak banyak informasi yang bisa kami dapatkan tentang sejarah rumah adat mungil ini karena hanya anak-anak yang ada di sekitarnya. Mereka menganggap reporter anda sedikit lucu begitu mengagumi rumah ini.

“Sudah kosong, bang, tidak ada lagi yang tempatin…” celetuk seorang bocah yang sedang bermain di teras rumah bersejarah itu.

Sepertinya perlu pihak yang berkompeten untuk memugar dan melestarikan budaya sejarah yang tak ternilai harganya ini. Mudah-mudahan jangan sampai hancur sebelum ada pihak yang bisa memugar dan melestarikannya. Rumah ini teramat penting untuk jati diri Karo.




Pengambaten adalah salah satu diantara beberapa desa (kuta) di wilayah Urung Si Pitu Kuta Tengging. Walaupun ada sedikit perbedaan dengan Urung Si Pitu Kuta Ajinembah yang beribu negeri di Ajinembah, sedang yang satu ini ibu negerinya Tengging atau disebut juga Tongging, kedua urung ini didirikan oleh merga Ginting Munte.

Belakangan ini orang-orang Karo di daerah lain, yang tak pernah ke daerah ini, percaya bahwa kampung-kampung di sekitar Tongging ini adalah kampung Batak, bukan Karo. Padahal, rumah-rumat adat yang ada di sini, seperti yang terlihat di gambar di atas dan juga masih terdapat satu di Tongging (beratap seng) jelas sekali rumah adat Karo.

Dari mana pemikiran bahwa daerah itu daerah Batak dan bukan Karo? Sering kali image seperti itu muncul atas dasar ketidaktahuan, bukan atas dasar sebuah penelitian yang serius didorong rasa ingin tahu.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.