Rumah Warga Kebanjiran, Kepala Desa Tutup Mata

ADINDA DINDA. NAMORAMBE — Kepala Desa Batu Penjemuran (Martinus Ginting) dituding tutup mata atas musibah kebanjiran yang dialami oleh beberapa warganya hari ini [. Seperti yang disampaikan oleh J. Tarigan dan D. Tarigan ibu rumah tangga yang rumahnya kebanjiran akibat sumbatnya drainase atau parit di belakang rumah mereka. Menurut informasi yang dihimpun di lapangan, Sitepu yang merupakan anak dari J. Tarigan menuturkan pembangunan pabrik pinang dan arang di samping rumah mereka menjadi salah satu penyebabnya.

Sejak pabrik ini memperbaiki drainase, sampah selalu sumbat dan menyebabkan air tidak dapat mengalir.

“Memang mereka sudah membuat parit menjadi lebih baik. Tapi, di atas parit tersebut dibangun jembatan yang ketinggiannya sama dengan ketinggian beton parit. Selain itu, tidak adanya jaring penahan sampah, membuat setiap sampah yang terbawa air menjadi tersangkut di dalam jembatan itu,” kata Sitepu kepada SORA SIRULO.

Sebenarnya pihak keluarga Sitepu yang mengalami kebanjiran sudah melaporkan hal tersebut kepada Kepala Desa Batu Penjemuran (Martinus Ginting) dan Kepala Dusun I Desa Batu Penjemuran (Firman Sitepu). Namun, kepala desa malah menyuruh keluarga Sitepu untuk mencarikan orang yang mau membersihkan sampah yang menumppuk di bawah jembatan di dalam lokasi pembangunan pabrik.

“Disuruhnya pula kami yang mencari orang yang mau kerja membersihkan sampah yang tersumbat itu. Dibilangnya bayarannya Rp.80.000. Itukan sebenarnya bukan urusan kami. Apa gunanya kepala desa dan kepala dusun?” sambung Sitepu.

Menurut pantauan SORA SIRULO di lokasi, setidaknya ada 2 rumah yang tepat berada di samping pembangunan pabrik yang terkena banjir. Yakni rumah nomor 20 dan 22 yang beralamat di Dusun I Desa Batupenjemuran (Kecamatan Namorambe, Deliserdang). Ketika nomor HP penanggung jawab pabrik dihubungi oleh SORA SIRULO, tidak ada jawaban.

Hingga berita ini diturunkan [Minggu 5/8: 19.30 wib], ketinggian genangan air yang masuk ke dalam rumah tersebut sekitar 30-50 Cm.

“Ya kami minta kepala desa jangan tutup matalah. Kami setuju pembangunan pabrik itu, tapi kalau akhirnya kami yang terkena banjir akibat mereka membuat jembatan diatas parit itu tanpa perhitungan yang benar, ya kami keberatan,” tandas Sitepu

Lihat Videonya di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.