Sehari Sebelum Mundurnya Djoko Sasono

Oleh: Edi Sembiring (Jakarta)

 

edi sembiring 2Ketika tanggal 25 Desember lalu balik dari Semarang menuju Jakartah, arus dibuang ke arah Cirebon, saya mampir ke arah jalur tempat warung-warung Empal Gentong berjejer. Kali ini susah mencari tempat parkir. Polisi melarang parkir di tempat tertentu.

Terlihat wajah-wajah yang terbakar panas matahari. Saya lihat seorang polisi muda yang coba menggerakkan pergelangannya. Mukanya meringis. Kulit tangannya memerah. Ada seorang kumendan yang warna bajunya terlihat berbeda. Coklat kebasah-basahan. Ini sudah masuk katagori mandi keringat.

Terlihat mereka sigap. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, berita di sebuah stasiun radio mengabarkan antrian belasan jam dan malam itu mereka bertanya, polisi ada di mana?

Mungkin karena ini sudah jadi berita nasional. Macet yang super panjang. Ada yang kehabisan bahan bakar. Ada yang mogok.

djoko sasonoAda hal lain yang sebenarnya menghambat aliran kenderaan. Pengaspalan jalan. Pembetonan jalan. Mestinya sebelum tanggal 19 Desember semua kegiatan itu berakhir. Seperti yang terjadi di Jakarta, beberapa proyek berakhir tanggal 15 dan 16 atau akan didenda. Dan akan dilanjutkan di pertengahan Januari.

Mentri Jonan turun. Polisi kalang kabut. Tapi SPBU tetap terhalang untuk menerima kiriman.

Ini pelajaran besar. Bagaimana bila tol baru di bulan Mei 2016 akan sudah sampai ke Kota Tegal? Ini babak baru, “memindahkan” macet dari Jakarta ke daerah. Direktur Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono, sampai harus mengundurkan diri dari jabatannya [Sabtu 26/12: Pukul 20.00].

Libur akhir tahun 2015 akan menjadi ujian pertama pengganti Djoko Sasono.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.