Selamat HUT Kemerdekaan dari Tanah Karo*

alexander firdaust 2

Oleh: Alexander Firdaust Meliala (Medan)

alexander firdaustTepat Pkl. 09.00 Wib pagi tadi (Selasa 14 Agustus 2007), saya tiba di Kabanjahe dengan menumpang bu dari Medan. Turun di terminal Kota Kabanjahe, saya kembali harus naik Angkot menuju tujuan semula, Simpang Empat Kabanjahe. Ada pemandangan sangat unik saat melewati beberapa sekolah. Salah satunya, adalah Sekolah Dasar (SD) yang tepat sekali berada di depan Kantor DPRD Kabupaten Karo. Di luar pagar sekolah terlihat beberapa orang berkerumunan memandang ke dalam areal sekolah.

Sekejap, mata saya juga langsung tertuju ke sana melihat apa gerangan yang mereka pandangi. Terlihat begitu semangatnya anak-anak sekolah latihan baris berbaris. Saya menduga mereka melakukan latihan persiapan acara tujubelasan yang sebentar lagi akan tiba.
Karena angkutan kota yang saya naiki jalannya cukup kencang, saya hanya bisa menyaksikan pemandangan itu selintas padang saja. Namun, di dalam hati, saya terus berkata-kata sendiri tentang anak-anak yang ada di sana, begitu bersemangatnya mereka merayakan Hari Kemerdekaan.

Mengingat generasi muda Karo yang sedang berlatih penuh semangat, notabene masih duduk di bangku SD, saya membayangkan orang-orang Karo yang hidup di masa Perjuangan Kemerdekaan pastilah memiliki semangat yang mungkin lebih dari yang diperlihatkan oleh generasi muda saat ini.

Bukti-bukti gigihnya perjuangan dan semangat orang Karo memperebutkan Kemerdekaan negeri ini pada masa lalu terlihat pada surat yang dikirimkan oleh Proklamator Republik Indonesia, Bung Hatta. Di dalam surat itu, Bung Hatta menyebutkan semua rakyat Karo adalah pejuang. Bukti lainnya, sampai saat ini negara kita Republik Indonesia hanya memiliki 2 tempat persemayaman para pahlawan yang dijuluki dengan “MAKAM PAHLAWAN”. Salah satunya berada di Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.

Selain dari pernyataan Bung Hatta beserta julukan MAKAM PAHLAWAN di Kabanjahe, juga dapat kita temukan begitu banyaknya monumen-monumen (tugu) perjuangan yang kini berdiri kokoh di berbagai penjuru Kabupaten Karo, seperti Tugu Bambu Runcing di Kabanjahe, Tugu Halilintar yang terletak diantara kota Kabanjahe dan Tigabinanga, Tugu Perjuangan di Berastagi. Masih banyak tugu yang lain dan berdiri kokoh di berbagai pelosok Taneh Karo Simalem.

Saat membayangkan semuanya itu, hati sempat bertanya: “Mengapa hanya Kota Surabaya yang dijuluki Kota Pahlawan dengan keberadaan MAKAM PAHLAWAN di sana sedangkan Kabanjahe memiliki MAKAM PAHLAWAN tapi tidak dijuluki Kota Pahlawan?”
Saya tidak mampu menjawab pertanyaan ini. Hanya pikiran-pikiran liar di dalam benak saya saat itu.

Akhirnya, saya tiba di tujuan akhir, Simpang Empat Kabanjahe. SALAM MERDEKA…..!

* Catatan 6 tahun lalu. Apakah masih relevan dengan Taneh Karo masa kini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.