Kolom Boen Syafi’i: SENTIMEN ANTI CINA YANG TERLALU MENGADA-ADA

“Jangan sampai bangsa ini dikuasai oleh orang Cina,” kata Baiquni si pencerita fiksi eluminati, dajjal, segitiga bermuda sampai UFO di dalam presentasinya, sambil memamerkan jenggot jarangnya ala Bukit Suharto itu. Ya, agama memang mengajarkan kita untuk memiliki iman. Namun, agama juga mewajibkan para pemeluknya untuk berfikir, bukan lantas setelah memiliki iman, terus akalnya digadaikan begitu saja.

Kalau akalnya digadaikan maka yang tersisa hanya tinggal “imronya” saja.

Tahu kan kegunaan dari “imron”? Salah satunya untuk mempoligami cewek seksi itu, tuh. Nah, seperti halnya pobia si Baiquni dan gerombolan kamvret terhadap Bangsa Cina, sejatinya sungguh merupakan sebuah hal yang mengada-ada.

Padahal, jika si Baiquni mau belajar sejarah kepada Kyai NU, bukannya malah kepada si Firanda. Maka dirinya akan menemui kenyataan bahwa bangsa yang pertama kali mengislamkan leluhur si Baiquni ini adalah bangsa Cina. Bukan Arab, Zimbabwe apalagi Fetamburan.

Pun juga produk-produk yang beredar di pasaran saat ini juga didominasi oleh produk dari Bangsa Cina. Mulai dari HP, peralatan rumah tangga bahkan bisa jadi semvak yang dipakai si Baiquni cs pun diimpor dari sana. Eh, apakah para kamvret juga make semvak, ya? Padahal itu kan segitiga simbol dajjal eluminati? Ah, emboh lah.

Pertinyiinyi, sanggupkah si Baiquni cs ini menyaingi etos kerja dari bangsa yang sangat dibencinya tersebut? Wong etos kerja bangsa ini terkenal keras kok. Sedari kecil, memang rata rata etnis Cina terbiasa digembleng untuk disiplin dan bekerja. Jadi ya jangan heran jika mereka ini terkenal ulet di dalam berniaga.

Jika mereka belum sukses, maka mereka akan hidup sederhana, tetap teguh untuk berusaha dan bekerja. Setelah sukses maka karakter dari mereka ini pun masih tetap demikian adanya. Tidak seperti kita, punya uang dikit aja, sudah bingung untuk mencari istri lagi.

“Kita? Elu aja keleesss.”

Nah karakter pekerja, ulet dan disiplin yang rata-rata dimiliki oleh Bangsa Cina inilah yang seharusnya kita teladani. Bukannya malah kita benci. Siapa tahu ilmu mereka akan membuat bangsa kita semakin jaya ke depanya.

Ahsudalah.

Ayolah berlaku adil. Memang tidak semua etnis Cina itu baik. Seperti kita, ada juga mereka yang berkarakter buruk. Dan salah satunya adalah: “Yang tiap 5 tahun hobinya njengking berjamaah, tidak mengakui kekalahan, dan membuat rusuh negara.”

Ho’oh kan Mbah Koh Wo?

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.