Kolom Eko Kuntadhi: SERAGAM PASKIBRAKA

Seragam Paskibraka cewek diganti dengan celana panjang. Emang kenapa?

Kayaknya biasa aja deh. Polwan dan Kowad juga seragam PDL-nya pakai celana panjang. Biar gerakannya gak terhalang. Dari sisi fungsional, celana panjang memang lebih praktis buat aktifitas yang butuh banyak gerak. Ketimbang rok yang seringkali membatasi.

Rok lebih cocok untuk cewek yang kerja kantoran dan administratif. Tampilannya jadi anggun.

Soal banyak anggota Paskibra yang pakai jilbab, terus seragam celana panjang ternyata lebih cocok buat mereka. Anggap aja kebetulan. Toh, cewek anggota Paskibra yang gak pakai jilbab, pas juga jika pakai seragam celana panjang.

Asal buat anggota Paskibra cowok, celananya gak cingkrang. Apalagi pakai jenggot segala.

Artinya, soal seragam celana panjang anggota Paakibra cewek, gak ada masalah sama sekali. Malah justru lebih cocok. Sebab gak semuanya harus kita nilai dengan kecurigaan.

Sama kayak kita protes perempuan pakai jilbab panjang meleber naik motor. Bukan karena jilbabnya yang salah. Tapi karena bahaya. Pakaian itu gak cocok buat naik motor.

Sementara kalau cadar, memang saya protes dari sisi pakaiannya. Sebab menutupi seluruh wajah dalam pergaulan sosial, akan menimbulkan efek gak enak. Saya yakin, agama tidak harus membuat perempuan setertutup itu.

Pakaian memang harus fungsional. Celana pendek pas buat main bola. Daster hanya pantas digunakan di rumah. Kebaya gak cocok buat senam. Batik juga kurang cocok kalau dipakai berenang.

Sedangkan Jilbab, meskipun sesuai syariah, jadinya haram kalau dipakai sama Bambang Kusnadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.