Kolom Eko Kuntadhi: SI BELUT MUNARMAN

Jemaah Ansarut Daulah (JAD) itu organisasi teroris. Berafiliasi dengan ISIS. Siapa saja yang menjadi anggotanya atau simpatisan, bisa ditindak dengan UU terorisme yang baru. Sementara Jemaah Islamiyah adalah teroris yang berafiliasi kepada Alqaedah. Semua anggotanya wajib ditangkap. Tidak ada orang mau bergabung ke berbagai organisasi itu kalau gak mau jadi teroris.

FPI oleh pemerintah dibubarkan sebelum dinyatakan sebagai organisasi teroris.

Meski kini makin terkuak tidak sedikit para pengurus dan simpatisannya yang mau melakukan teror bom, senjata api atau bentuk teror lainnya. FPI hanya dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Kayak PKI. Bedanya, anggota dan simpatisan FPI yang gak ngapa-ngapain gak akan ditangkap.

Meskipun demikian beberapa situs anti terorisme memasukan FPI sebagai organisasi teroris lokal. Artinya, berbeda dengan JAD yang dari komandonya ke ISIS atau JI yang merujuk ke Alqaedah. FPI adalah sejenis organisasi lokal.

Secara langsung memang gak ada hubungan struktural dengan organisasi teror besar di dunia. Tapi FPI memang gak beda jauh dengan ISIS atau JAD. Aturan organisasi ini bertujuan menegakkan daulah islamiyah. Negara agama.

Sama persis dengan kelompok-kelompok teroris di seluruh dunia. Cara kerjanya juga sama. Bikin kekacauan. Dengan kekerasan. Mengklaim sedang memperjuangkan agama. Padahal mah, kekuasaan ujungnya.

Di Makassar tertangkap banyak anggota FPI yang berbaiat pada ISIS. Di acara tersebut hadir juga Munarman. Bersama dua tokoh lainnya Basri dan Faudzan sebagai fasilitator. Basri dan Faudzan sudah gameover. Basri game di Lapas Nusakambangan, sebagian Napi teroris.

Di Makassar Munarman hadir sebagai ideologis FPI yang mendorong orang untuk bertindak. Hasil gemblengan Munarman, adalah Ruli dan Ulfah. Sepasang teroris yang meledakan gereja Katedral Zulu, Filipina.

Alumni baiat bersama Munarman yang lain adalah Lukman. Nah, Lukman ini bersma istrinya mati di Makassar kemarin. Kasus bom bunuh diri.

Seorang perempuan lain bernama indah juga disisir polisi. Indah sudah menyiapkan diri jadi pengantin bersama suaminya. Targetnya menyerang polisi dan TNI. Untungnya suami Indah sudah duluan ke akhirat. Jadi rencananya terhambat.

Selain indah, ada beberapa alumni baiat bersama Munarman yang sedang bersiap bikin keramaian. Bom dan senjata sudah disiapkan. Sebagian yang lain juga berniat melaksanakan teror. Teror butuh biaya. Mereka mengusahakan dengan merampok.

Sebagian besar orang-orang ini dipengatuhi secara ideologis oleh Munarman, Basri dan Faudzan. Yang hadir dalam di markas FPI itu adalah pengurus dan simpatisan FPI. Munarman diakui sebagai pentolannya.

Di Jakarta lain lagi polanya. Husein Hasny adalah pengurus FPI Jakarta Timur bidang jihad. Setelah Rizieq ditangkap, bersama rekan-rekannya Husein bermaksud bikin gerakan kerusuhan sebagai bentuk tuntutan pembebasan Rizieq.

Bersama anggota FPI lainnya, Hasny menyiapkan bom. Ia membeli bahan. Meraciknya. Bahan yang dibeli Hasny bisa membuat sekitar 200 bom pipa berdaya lebak tinggi. Sasaran Hasny adalah SPBU, anggota TNI dan Polri, toko-toko milik warga Tionghoa, dan fasilitas publik lainnya.

Bom-bom yang disiapkan Hasny akan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Untuk diledakan bersamaan. Targetnya biar negara chaos. Kalau negara chaos, darah tumpah, banyak anak menjadi yatim. Mungkin Rizieq akan senang dan melanggeng lepas dari hukuman.

Begitu cara berfikir Hasny.

Menelusuri rencana Hasny dan kawan-kawan, adalah menelusuri rencana kehancuran Indonesia. Setiap titiknya ada asap kematian, ada api yang berkobar, tubuh yang ditembus gotri, atau ekonomi yang porak poranda.

Hasny tahu. Ekonomi sedang ruwet berhadapan dengan pandemi. Itulah peluangnya untuk membuat lebih ruwet lagi. Rizieq harus dikeluarkan agar bisa semakin meruwetkan Indonesia.

Dalam pola kelompok Hasny, FPI tidak perlu berafiliasi dengan JAD atau ISIS. Sebab FPI-nya sendiri sudah menjadi organisasi teror. Cukuplah Munarman atau Rizieq sebagai rujukan membuat untuk kerusakan.

Serenceng bukti ini menggambarkan peran Munarman. Tapi harus diakui. Ia memang belut. Licin. Meski telah banyak menginspirasi para penganten, Munarman selalu ngeles jika dikonfrontir. Kalau perlu ngeles dengan mengancam.

Najwa Shibah kemari baru merasakan betapa lelaki satu ini tidak lagi bisa diajak bicara rasional. Di depan TV, Najwa dituding, diteriaki, dipotong omongannya. Bahkan dituduh provokatif.

Munarman berusaha mengelak dari sergapan akibat ulahnya. Tapi ia memang belut. Licin dan bermain di lumpur. Ia adalah ideologis FPI yang mengarahkan jemaahnya untuk menjadi tumbal kekonyolan pemahaman agamanya. Meski di mata para laskar FPI, Munarman mirip superhero.

“Karena dia lelaki mas. Kalau perempuan akan dipanggil dengan Munarwoman… “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.