Stop ‘Bullying’ untuk Masa Depan Generasi Penerus

Dr. Lahargo Kembaren, SpKJ (psikiater)

Ketua SMF Psikiatri RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

 

bullying 2
Model SANGGAR SENI SIRULO. Kiri: Bernita S Depari. Kanan: Erna Ginting

lahargo profil 2Bullying’ adalah salah satu bentuk perilaku kekerasan yang dengan disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa kuat/berkuasa dengan tujuan menyakiti atau merugikan seseorang atau sekelompok yang merasa tidak berdaya.

‘Bullying’ bisa dilakukan dalam bentuk fisik maupun psikologis. Saat ini, banyak anak dan remaja yang menjadi korban bullying baik secara langsung di sekolah, tempat les, lingkungan maupun melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dll. Penelitian menunjukkan bahwa anak dan remaja yang menjadi korban bullying sangat rentan terhadap masalah yang serius pada kesehatan jiwa, fisik dan akademiknya.

Cook dkk pada tahun 2010 melaporkan bahwa  korban ‘bullying’ lebih sering mengalami gejala depresi, menyakiti diri sendiri, pikiran untuk bunuh diri, dan pencapaian akademik yang rendah. Sedang mereka yang melakukan ‘bullying’ juga tidak lepas dari sikap dan perilaku yang kurang baik seperti : perilaku menentang, sering bolos sekolah, merokok dan memakai narkoba serta perilaku kekerasan lainnya. Mereka yang menjadi korban dan pelaku bullying juga sering mengalami sakit kepala, sakit punggung, sakit perut, masalah tidur, nafsu makan menurun dan sering mengompol (Gini & Pozzoli, 2009).


[one_fourth]perlu ada usaha yang taktis dan sistematis[/one_fourth]

“Bullying” juga merupakan prediktor munculnya gangguan jiwa yang berat lainnya seperti ansietas, depresi dan psikotik. Masa depan generasi penerus menjadi terganggu dengan adanya bullying ini sehingga perlu ada usaha yang taktis dan sistematis untuk melakukan pencegahan dan penanganannya.

Orangtua, komunitas, sekolah, dan profesional di bidang kesehatan jiwa berperan penting dalam melakukan pencegahan dan penanganan masalah ‘bullying’ ini. Komunikasi yang baik dan pola asuh yang tepat yang dilakukan orangtua akan membuat anak dengan leluasa dan nyaman untuk bercerita mengenai hal yang dialaminya sehingga anak tetap bisa tenang menghadapi masalah tersebut.

bullyingBanyak anak yang tidak melaporkan bahwa mereka adalah korban perilaku ‘bullying’.  Sekolah perlu menerapkan aturan yang tegas untuk mencegah masalah ‘bullying’ ini dengan menerapkan manajemen yang baik terhadap anak yang bertendensi melakukan perilaku agresif. Keluarga dan sekolah perlu melakukan pelatihan dan pendidikan keterampilan hidup (life skills) supaya anak dan remaja memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah kehidupa mereka terutama dari teman sebayanya.

Setiap anak yang menjadi korban dan pelaku ‘bullying’ perlu ditangani secara profesional supaya perilaku dan dampak yang ditimbulkan tidak menimbulkan masalah psikologis lanjut di kemudian hari.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.