Kolom Boen Syafi’i: SYARIAT KHILAFAH BUKAN SOLUSI

“Sekitar 3% anggota TNI terpapar radikalisme,” begitulah ucapan dari Menhan (Ryamizard Ryacudu) memberikan informasi tentang adanya oknum anggota yang terpapar oleh radikalisme. Namun, ucapan dari Menhan ini tidak diperinci berada di posisi apa saja mereka saat ini.

Mungkin tidak terlalu berbahaya jika 3% dari oknum yang terpapar tersebut di posisi prajurit biasa.

Namun, jika yang 3% kebanyakan berada di posisi vital, di posisi pemegang tongkat komando, apa gak menjadi sangat berbahaya buat negara? Toh, infiltrasi HTI ini kebanyakan menyasar kepada orang penting, atau mereka yang berpeluang untuk memegang tampuk pimpinan saja. Karena prinsip mereka adalah, jika sudah memegang kepala, pasti ekornya ngikut ke mana saja.

Lihat saja, tokoh tokoh yang pernah mereka sasar. Mantan Menpora, dosen dan beberapa guru besar di Universitas Negara, adalah contoh sebagian kecilnya. HTI memang tidak pernah melakukan aksi kekerasan, namun doktrinasi yang mereka lakukan, bisa membuat manusia menjadi pembunuh, dengan dalih atas perintah agama.

“Nabok nyileh tangan” atau menampar dengan meminjam tangan orang lain, begitulah strateginya. Pemerintah perlu ketegasan dalam hal ini. Namun, jika pemerintah masih melakukan pembiaran, kumpulkanlah uang dari sekarang juga. Siapa tau, kitalah selanjutnya yang menjadi manusia perahu dan terlunta-lunta, karena menjadi pengungsi untuk mencari suaka.

Khilafah bukan solusi. Karena pembunuhan Imam Ali, pembunuhan Syaidina Husen, pembantaian masal warga Armenia, perang sesama umat Muslim dan juga masifnya perbudakan hingga ujung-ujungnya halal untuk diperkosa pun pernah pula terjadi di masanya.

Dan yang terbaru adalah khilafah ala Islamic State alias ISIS, apakah akan kau pandang sebagai kebaikan pula Ahsudalah. Yang menjadi solusi itu hanya Pegadaian saja, karena slogan dari Pegadaian adalah: “Mengatasi masalah tanpa masalah.”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.