TEKAD GUBERNUR JADIKAN SUMUT PROVINSI AGRARIS

SALMEN SEMBIRING. MEDAN — Gubsu (Edy Rahmayadi) bertekad menjadikan Sumut sebagai provinsi agraris. Itu diwujudkan melalui peningkatan 3 hal, yaitu sumberdaya manusia, produksi pertanian dan infrastruktur.

Tiga hal itu, menurut Gubernur, perlu menjadi perhatian agar potensi pertanian yang dimiliki Sumut dapat ditingkatkan dan dioptimalkan, sehingga arah kebijakan menjadikan provinsi ini berbasis agraris dapat berjalan.

Apalagi tingkat inflasi saat ini banyak dipengaruhi oleh komoditi pertanian yang masih juga mengalami pasang surut. Hal itu pula yang mengakibatkan naik turunnya tingkat perekonomian di provinsi ini.




“Untuk memastikan pertanian di Sumut bagus, saya sudah siapkan mobil offroad untuk datang ke desa-desa. Saya sudah ikutkan ahli dari Universitas terkemuka di Sumut. Kita tentu meminta konsep dari mereka untuk memperbaiki,” ujar Edy Rahmayadi saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sinkronisasi Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota dan Koordinator BPP se-Sumut di Hotel Polonia, Medan [Rabu 7/11].

Menurut Edy, jika pertanian Sumut bagus, efeknya bagi perkembangan ekonomi cukup baik. Karena itu dalam mengupayakan hal tersebut, diharapkan seluruh komponen tidak perlu banyak berbicara. Tetapi bagaimana bisa bekerja keras, mewujudkan cita-cita tersebut. Hal ini pula yang membuat peran para penyuluh menjadi terdepan sebagai penyelemat pertanian.

“Bidik kita memang arahnya ke situ. Tetapi memang ada hal-hal yang perlu bantuan dari pusat. Karena ke depan kita ingin Sumut yang agraris, itu cita-cita kita. Ini yang sedang kita siapkan. Jadi tak ada jalan lain, pertanian harus kita tingkatkan. Saya akan lihat dan saya akan bersama para penyuluh,” tegas Edy.

Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Azhar Harahap menyampaikan bahwa target yang diinstruksikan Gubernur adalah tercapainya kecukupan pangan serta harga terjangkau. Sehingga masyarakat lebih sejahtera dan bermartabat. Karena itu sarana poduksi yang cukup harus disiapkan bagi petani, ditambah perbaikan infrastruktur berupa perbaikan jaringan irigasi.




“Karena banyak irigasi rusak, sehingga indeks pertanaman itu tidak bisa mencapai maksimal. Begitu juga dengan jalan produksi, beberapa titik embung (waduk) untuk sumber pengairan dalam rangka menurunkan sumber cost petani,” katanya.

Pesan Gubernur yang utama, katanya, adalah perbaikan kualitas SDM penyuluh dan petani itu sendiri, dibantu para akademisi yang memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan kepada pembangunan pertanian. Sehingga dengan kolaborasi ketiganya, maka cita-cita tersebut akan tercapai.

“Jadi kita berharap capaian tahun ini untuk komoditas padi, jagung dan cabai dapat bertambah tahun depan untuk bawang dan kedelai. Maka besar harapan kita semua komoditas ini bisa surplus tahun depan,” sebutnya.

Hadir juga pada kesempatan tersebut, Sekretaris Badan Pengembangan Penyuluh dan SDM Pertanian Kementan Andriko Noto Susanto, Kepala Seksi Intensifikasi Kedelai Dirjen Tanaman Pangan Kementan Rachmat, Sekjend KTNA Nasional Kusyanto, Rektor UISU Dr Mhd Asaad serta para penyuluh. Gubernur juga menyerahkan hadiah kepada para penyuluh pertanian berprestasi.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.