Terlantar di Medan, Pemuda Pangururan Datangi Kantor Polisi

Supir KPUM 23 Sukses Perawani Pacar di Malam Tahun BarupangururanIMANUEL SITEPU. DELITUA. Ibu tiri tak sekejam ibu kota, pepatah tersebut kini dirasakan oleh J. Sinaga (32) warga Pangururan, Samosir. Kenapa tidak, sudah terlantar 3 hari di Medan, uang yang hanya tinggal Rp 90 ribu di kantong pun dilarikan oleh seorang pria yang baru dikenalnya. Atas dasar itu pula, dengan berjalan kaki puluhan kilometer, Sinaga mencoba mendatangi Kantor Polsek Delitua untuk minta keadilan.

Menurut keterangan pemuda yang hanya tamatan SMP ini ketika diwawancarai oleh Sora Sirulo ini di Polsek Delitua [Kamis 8/1: sekira 16.00 wib], kemarin itu [Selasa 6/1], dengan hanya berbekal uang Rp 200 ribu dan dua pasang baju yang disimpan dalam tas ransel, Sinaga nekad berangkat dari kampung halamanya Pangururan dengan tujuan Kota Medan untuk mengadu nasib.

Begitu turun di stasiun bus jurusan Medan–Pangururan, Sinaga mulai merasakan perihnya hidup di Kota Medan. Apa lagi siang itu rasa haus dan perut mulai keroncongan. Dengan terpaksa, Sinaga membeli makanan ala kadarnya untuk menahan haus dan lapar di pinggir jalan.

Usai menikamati makan siang, pemuda perperawakan kurus ini mulai mengitari Jl. Jamin Ginting. Namun, pria berambut cepak ini tak kunjung mendapat pekerjaan meski hanya untuk sekedar lepas makan. Bahkan, kejadian itu sudah berlangsung selama 2 hari.

Pada hari ke tiga berada di Kota Medan [Kamis 8/1: Pagi], di sebuah halte bus, secara tidak sengaja, Sinaga ditegur oleh seorang pria merga Sembiring. Orang ini mengaku tinggal di kawasan Simpang Selayang.

Begitu bertutur sapa dengan Sembiring, Sinaga yang tidak memiliki sanak saudara di Kota Medan, langsung meluapkan isi hatinya. Tujuan utamanya ke Kota Medan adalah untuk mencari pekerjaan.

Pura-pura iba melihat nasib Sinaga, Sembiring membawanya ke sebuah warung. Sambil menikmati segelas teh, Sembiring pun mengaku mampu menawarkan dirinya bekerja di sebuah bengkel tempatnya bekerja. Namun, sebagai balas jasa, Sembiring meminta kepada Sinaga agar menyerahkan uangnya kepada Sembiring.

Percaya dengan ucapan Sembiring, Sinaga akhirnya menuruti permintaan pelaku. Begitu uang sebesar Rp 90 ribu diserahkan. Sembiring pergi dengan alasan hendak menjumpai pemilik bengkel tempatnya bekerja. Mirisnya, hingga siang ditunggu, Sembiring tak kunjung kembali menjumpai dirinya. Tahu sudah menjadi korban penipuan, dengan berjalan kaki, Sinaga lalu mendatangi Polsek Delitua.

“Aku ditipu, pak. Katanya ia mau beri aku pekerjaan di tempatnya bekerja di sebuah bengkel. Makanya aku serahkan uang itu. Tapi dia kembali menjumpai aku. Makanya saya mau buat laporan,” kata Sinaga di Polsek Delitua.

Masih kata Sinaga, akibat uangnya telah dilarikan, ia tidak lagi memiliki uang untuk membeli nasi untuk makan siang.

“Uangku sudah habis di kantong, pak. Kemari (kantor Polisi) pun tadi aku terpaksa jalan kaki,” aku Sinaga yang terlihat bajunya masih basah berlumuran keringat.

Merasa iba melihat Sinaga, salah satu anggota Polisi kemudian memberikan uang kepada korban untuk sekedar ongkos pulang. Setelah itu, Sinaga langsung bergegas pergi meninggalkan Mapolsek Delitua.

One thought on “Terlantar di Medan, Pemuda Pangururan Datangi Kantor Polisi

  1. Untuk menipu polisi bisa juga dengan alasan karena ditipu.
    Tingkat tipu menipu sangat tinggi dikalangan penipu, terutama dikalngan orang-orang extrovert yang suka dan lihai menipu. Disini di Padang Bulan dan penipunya orang Karo pula. Dan ini semua hanya menurut keterangan orang Pangururan itu. Kan lumayan juga dapat uang ‘ongkos pulang’, kerjanya ringan saja, hanya ngomong.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.