Kolom Joni H. Tarigan: Tidak Ada Yang Tertawa Sesaat Setelah Lahir

joni hendra tariganSaya takut lupa apa yang saya pikirkan, karena mendekati ahir tahun ini justru pekerjaan semakin banyak yang harus diselesaikan. Kebiasaan saya tidak menunda apa yang harus dikerjakan terus menerus saya latih semenjak guru saya (pastor) ketika SMA dulu selalu mengatakan “JANGAN DITUNDA-TUNDA”.

Sepanjang menjalani kehidupan ini, banyak tentunya dialami oleh setiap orang. Setiap orang kemungkinan besar menghadapi persoalan yang tidak sama.

Sedih, senang, suka, duka. Semua itu seperti listrik yang menyala jika ada muatan positif dan negatif. Hidup ini tentu tidak ada susah saja, juga tidak ada hanya senang sepanjang hidupnya.  Demikian juga perihal suka, setelah mengalami suka, tentu kita akan dengan mudah mendeskripsikan bagaimana itu duka karena telah merasakan suka.

Itulah hidup, yang katanya,  bukanlah hidup jika selalu diselimuti oleh rasa takut.

Ada orang bijak juga mengatakan, susah atau senang, suka atau duka, sebenarnya itu bukan masalah situasi. Akan tetapi itu adalah masalah keputusan perasaan manusia itu sendiri. Sebagi contoh, seorang yang kaya raya, sangat sedih karena kerusakan Ferrarinya yang cukup parah. Di lain pihak, seorang pekerja bangunan begitu bahagia karena sesekali bisa membelikan nasi Padang. Bagi pemilik mobil ferrary tentu tidak akan menganggap makanan itu sebagai bagian dari kebahagiaan.

Ini hanya sebagai contoh saja. Kata bijak lain mengatakan bahwa kehidupan
bayi 5bukanlah apa yang kita harapkan akan tetapi hidup itu perihal apa yang mau kita perbuat dengan hidup. Kehidupan seprti apa yang mau kita buat, bukan kehidupan yang kita harapkan datang atau diberikan oleh orang lain.

Baiklah, sepertinya saya teringat sesuatu yang lucu dan biasanya orang akan bahagia dengan keadaan ini. Semua orang juga pada umumnya pasti bisa menjawab jika saya pertanyakan tentang hal tersebut.

Pertanyaannya begini : Siapa yang pernah merasakan, mengalami, melihat atau mengetahui bahwa sesorang langsung tertawa sesaat begitu seorang bayi dilahirkan?

Semua orang tentu akan menjawab “TENTU SAJA SEORANG BAYI AKAN MENANGIS BEGITU IA DILAHIRKAN”.

Saya sendiri, ketika saya tanyakan kepastiannya kepada ibu saya mengatakan  saya dulu begitu menangis saat kelahiran saya pada tahun 1984.  Semua juga tahyu, tentu tidak ada yang tertawa. Hanya ada reaksi seorang bayi jika memang dilahirkan dalam keadaan hidup. Yang pertama adalah menangis dan yang ke dua adalah diam.

Anda tahu apa yang terjadi jika seorang bayi ketika lahir tidak menangis?

Anda betul, si bayi yang tidak menangis ketika lahir akan dibuat supaya menangis. Sehingga ada juga istilah kelahiran itu adalah “SEMUA TERTAWA DAN TERSENYUM KETIKA AKU MENJERIT, MENANGIS”.

Di umur saya yang sudah 30 tahun ini, saya pun merenungkan apa yang selalu saya tulis menutup email saya di group TANAH KARO, yakni “SALAM SEMANGAT DAN PERJUANGAN”. Kembali saya melihat bagaima seorang bayi itu menangis, kemudian mulailah ia belajar memahami dunia ini, lama kelamaan seorang bayi pun akan bersuara bukan tangis bukan juga tawa.

Lama kelamaan selain tangis, suara celotehan, seorang bayi pun akan tertawa. Saya pun tersadar bahwa kehidupan manusia itu diawali dengan proses perjuangan. Saya mengibaratkan tangisan itu adalah salah satu tanda perjuangan seorang manusia bayi 7ketika pertama kali menatap semesta alam. Tertawa pun butuh waktu lama, artinya sesuatu yang kita inginkan itu tidak akan lantas terjadi dalam waktu singkat.

Dengan kata lain, kehidupan kita memang harus diawali dengan perjuangan.

Sebagian orang juga mengatakan bahwa hidup adalah perjuangan. Jika setiap orang dalam perjalanan hidupnya merenungkan kembali bagaimana proses ia menangis dan tertawa, maka setidaknya orang itu akan punya harapan untuk berjuang lebih keras lagi untuk kehidupan yang ingin ia wujudkan. Oya mengenai harapan, ada juga kata biajak begini  ” sebagian orang melihat suatu ujung tanpa harapan, sebagian lagi melihat  hrapan tak berujung”. Bagi orang yang menyadari bahwa  hidup itu sejatinya diawali dengan perjuangan, maka ia akan berharap dari apa yang sedang ia kerjakan.

Hidup harus tetap berjuang, ketika kita merasa cukup, maka sesungguhnya kekurangan kita adalah kita kurang perduli dengan  orang lain dan lingkungan kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.