Kolom Edi Sembiring: KAMI TIDAK AKAN PULANG — Sebelum Ada Kepastian Hukum

Lagu Ligad Tarigan:

Jokowi, Lihatlah Petani Karo Hilir …

Selasa siang, 25 Agustus 2020, para petani Karo Hilir telah tiba di depan Istana Negara. Ini adalah aksi hari ke dua di depan Istana Negara, Jakarta, yang dilakukan 170 petani perwakilan dari Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB).

Sepanjang jalan, dari tempat bermalam para petani di penampungan YTKI Jl. Gatot Subroto menuju Istana Negara, mereka membawa bendera merah putih sepanjang 150 meter. Para petani ingin menyatakan bahwa petani Simalingkar dan Mencirim adalah masih warga negara Indonesia.

Mereka akan berteduh di bawah naungan bendera, apalagi udara begitu sangat teriknya. Ini dilakukan karena di hari sebelumnya, Satpol PP melarang para petani mendirikan tenda dan sempat merubuhkan tenda yang telah berdiri.

“Lagi-lagi harapan kami tetap agar kiranya Presiden Joko Widodo menemui kami. Agar persoalan konflik agraria yang kami alami segera diselesaikan dan ada solusi yang berkeadilan guna keberlangsungan hidup anak cucu kami,” kata Sulaeman Sembiring, Koordinator Aksi.

“Kami petani yang sudah menempati lahan sejak tahun 1951 dan mempunyai landasan hukum yang kuat. Selain SK Landerform juga sudah ber-Sertifikat Hak Milik,” lanjut Sulaeman Sembiring.

“Perjalanan panjang dan penuh rintangan ini tentu akan menjadi sejarah baru di Indonesia, ada 170 orang petani berjalan kaki dari Medan ke Istana Negara, Jakarta, karena konflik agraria. Dan ini akan menjadi tonggak sejarah di era pemerintahan presiden Joko Widodo tahun 2020 ini,” kata Aris Wiyono (Dewan Pembina Serikat Petani Simalingkar Bersatu dan Mencirim Bersatu).

“Kami sudah sepakat tidak akan pernah pulang sebelum ada kepastian hukum tertulis dari negara untuk hak atas tanah kepada kami,” tegas Aris.

Lagu ini dibuat dan dinyanyikan oleh bang Ligad Tarigan.
Dipersembahkan untuk menyemangati perjuangan petani Karo Hilir yang telah berjalan kaki dari Medan ke Istana Negara, Jakarta, sepanjang 1.812 kilometer untuk menuntut keadilan.
Ligad Tarigan (tengah) menulis lagu untuk petani Karo Hilir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.